Selasa, 22 November 2016

BUKU di SUDUT PERPUSTAKAAN








Katanya ketika kita terus memperbaik diri , jika beruntung maka kita akan menemukan orang baik . Dan jika tidak beruntung maka kita yang akan di temukan oleh orang baik , dan dalam kasusku aku adalah si beruntung yang di temukan oleh orang sebaik kamu . Laksana seorang musafir yang tersesat di tengah belantara , di temukan olehmu bagiku adalah sebuah kebetulan yang indah . Kamu bagiku adalah sebuah jawab yang sempat menggantung di udara , apa yang semula samar … kini perlahan mulai semakin jelas .

Hadirmu laksana hujan di musim kemarau , oase di antara padang pasir , dan bunga di kala musim gugur . Kamu bagiku adalah sebuah keajaiban . 

Lama aku menunggu ,bersama gamang yang berteman dalam harap berbalut ikhlas , aku hampir saja melepaskanmu …. Membiarkan  mimpi-mimpiku terbang tersapu angin dan membiarkannya berkelana bersama waktu yang terasa semakin menyempit , 

Hingga kemudian kamu datang , dalam sebuah ketiba-tibaan ….

Aku masih ingat setiap kata yang kau rangkai dalam kalimat sapaan di awal perkenalan kita , tak ada yang special …. Semua berjalan dengan sangat biasa , tak pernah ada yang begitu berarti hingga semua keberanianmu terungkap lewat sajak yang kau selipkan di antara biorama kebersamaan kita yang tercipta melalui kata .

Lalu aku mulai membaca  makna demi makna dari setiap kata yang kau kirimkan ,kemudian belajar memahamimu melalui tulisan . 

Kata demi kata telah ku baca , aku masih belum menemukan tentang apa yang special … kecuali hanya sebuah kesederhanaan yang perlahan mulai mempengaruhi daya berfikirku .

Benarkan itu yang kunanti ? nyatanya aku selalu suka semua kesederhanaan yang  kau tulis , bagiku semua terasa lebih dari sekedar menarik untuk terus ku baca 
.
Seperti sebuah buku usang yang tersampir di sudut perpustakaan , cover yang berdebu tak pernah bisa menjamin bahwa isinya juga tak menarik . Setidaknya itu yang selalu ku telaah dari penilaianmu terhadap seseorang .

Seandainya aku adalah buku itu , mungkin aku perlu berterima kasih banyak pada takdir yang menempatkanku pada sebuah sudut tersembunyi di ujung perpustakaan , setidaknya aku tahu …  bahwa hanya orang-orang bermata jelilah yang dapat melihat keberadaan buku tersebut .

Tak pernah ada sebuah kebetulan yang murni benar-benar kebetulan bukan ?layaknya daun-daun yang berguguran karena tersapu angin.  Semua terjadi atas kehendak Tuhan .  Begitupun dengan pertemuan kita , terlepas dari aku takdirmu dan kamu adalah takdirku atau bukan . Aku hanya yakin , bahwa Tuhan selalu punya rencana indah di balik semuanya.

TENTANG KITA

Kita tidak perlu menjelaskan kepada dunia bahwa kita dekat. Lebih dari satu dekade. Bukan waktu yang singkat untuk sebuah persahabatan. Mesk...