Katanya ketika kita terus memperbaik diri , jika beruntung
maka kita akan menemukan orang baik . Dan jika tidak beruntung maka kita yang
akan di temukan oleh orang baik , dan dalam kasusku aku adalah si beruntung
yang di temukan oleh orang sebaik kamu . Laksana seorang musafir yang tersesat
di tengah belantara , di temukan olehmu bagiku adalah sebuah kebetulan yang
indah . Kamu bagiku adalah sebuah jawab yang sempat menggantung di udara , apa
yang semula samar … kini perlahan mulai semakin jelas .
Hadirmu laksana hujan di musim kemarau , oase di antara
padang pasir , dan bunga di kala musim gugur . Kamu bagiku adalah sebuah
keajaiban .
Lama aku menunggu ,bersama gamang yang berteman dalam harap
berbalut ikhlas , aku hampir saja melepaskanmu …. Membiarkan mimpi-mimpiku terbang tersapu angin dan
membiarkannya berkelana bersama waktu yang terasa semakin menyempit ,
Hingga kemudian kamu datang , dalam sebuah ketiba-tibaan ….
Aku masih ingat setiap kata yang kau rangkai dalam kalimat
sapaan di awal perkenalan kita , tak ada yang special …. Semua berjalan dengan
sangat biasa , tak pernah ada yang begitu berarti hingga semua keberanianmu
terungkap lewat sajak yang kau selipkan di antara biorama kebersamaan kita yang
tercipta melalui kata .
Lalu aku mulai membaca
makna demi makna dari setiap kata yang kau kirimkan ,kemudian belajar
memahamimu melalui tulisan .
Kata demi kata telah ku baca , aku masih belum menemukan
tentang apa yang special … kecuali hanya sebuah kesederhanaan yang perlahan
mulai mempengaruhi daya berfikirku .
Benarkan itu yang kunanti ? nyatanya aku selalu suka semua
kesederhanaan yang kau tulis , bagiku
semua terasa lebih dari sekedar menarik untuk terus ku baca
.
Seperti sebuah buku usang yang tersampir di sudut
perpustakaan , cover yang berdebu tak pernah bisa menjamin bahwa isinya juga
tak menarik . Setidaknya itu yang selalu ku telaah dari penilaianmu terhadap
seseorang .
Seandainya aku adalah buku itu , mungkin aku perlu berterima
kasih banyak pada takdir yang menempatkanku pada sebuah sudut tersembunyi di
ujung perpustakaan , setidaknya aku tahu …
bahwa hanya orang-orang bermata jelilah yang dapat melihat keberadaan
buku tersebut .
Tak pernah ada sebuah kebetulan yang murni benar-benar
kebetulan bukan ?layaknya daun-daun yang berguguran karena tersapu angin. Semua terjadi atas kehendak Tuhan . Begitupun dengan pertemuan kita , terlepas
dari aku takdirmu dan kamu adalah takdirku atau bukan . Aku hanya yakin , bahwa
Tuhan selalu punya rencana indah di balik semuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar