IKHLAS
Kurasa aku perlu mengetiknya berkali-kali , sekedar memberi
penegasan kepada hati bahwa sudah
seharusnya memang kata itu kita praktikan dalam kehidupan nyata .
Aku yang tak mampu berjalan beriringan denganmu ,dan kamu
yang seolah tak pernah lelah untuk berhenti menunggu . Tak cukupkah jarak
menjadi sekat pemisah di antara kita ? terlalu jauh … hingga kemudian aku
memutuskan untuk kembali berjalan mundur , menjauhimu …. Meniadakan beda ,
hingga semuanya kandas tanpa menyisakan sisa.
Bukan ingin menyerah, hanya saja aku tak ingin terlalu lama
mengulur waktu, untuk sekedar membuka tabir bahwa pada kenyataannya kita memang
tak sama . Kamu sudah terlalu lama memberi jeda , dan aku … hanya diam di
tempat , menatap mu tanpa tahu apa yang harus dilakukan .
Aku hanya tak ingin membuatmu lelah , berdiskusi bersama
waktu . Menanti pada sudut dimana tak ada lagi seseorang yang mampu menemukanmu
.
Kamu bilang kamu tak ingin berbicara tentang menunggu . Tapi
bagiku mendiamkanmu tetap senyap dalam ruang berkabut adalah sebuah kesia-siaan
yang tak sempat kau perhitungkan , kamu terlalu focus padaku … hingga lupa
untuk menggenggam hatimu sendiri .
Bagaimana jika suatu hari aku menjatuhkannya ? Mungkin tak
sengaja memang … tapi aku bisa saja membuatnya retak , atau bahkan pecah hingga
membentuk perca . Akankah kamu, masih tetap bisa berpura-pura baik-baik saja ?
Sudahlah …. Berhentilah menggenggam kaktus , jika ia semakin tumbuh …ia hanya
akan melukai tanganmu .
Lebih baik bagiku merelakanmu pergi menjemput takdir, daripada
harus melihatmu terperdaya dalam harap yang kamu ciptakan sendiri bersama waktu
.
Pergilah …
Dan aku akan mulai belajar, untuk menjadi IKHLAS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar