Kamu tahu? Perhiasan apa yang paling ingin ku kenakan untuk melengkapi jemariku? Bukan sebuah cincin dari perak pun emas yang bertabur permata. Melainkan genggaman tangan dari jari jemari kokohmu, yang di balut lembut dengan keridhoan dari-Nya.
_AidaFitri_
Minggu, 06 Agustus 2017
Rabu, 02 Agustus 2017
Dia tak pernah berjanji untuk datang.
Hanya saja kamu yang membiarkan pintu rumahmu tetap terbuka.
Untuk apa?
Kamu berharap, semoga dia tahu bahwa kamu menunggunya di balik pintu?
Tanpa pernah berkata.
Kamu melakukannya.
Sementara dia tidak kamu biarkan tahu.
Kamu membiarkan segala tetap dalam terka. Membiarkan segalanya berjalan begitu saja tanpa ada pengusahaan. Kamu membiarkannya untuk tetap bebas berjalan-jalan di luar. Melihat sebegitu banyaknya bunga lain yang mungkin ia temukan.
Kamu membiarkannya tetap bebas dengan pilihan.
Sementara diam-diam kamu tetap menunggu.
Di balik pintu kamu berharap. Semoga suatu hari ia benar datang. Mengetuk pintu rumahmu. Mengulurkan tangan. Menawarkan untuk kemudian berjalan, menapaki tangga keridhoan-Nya, bersama.
Semoga.
Hanya saja kamu yang membiarkan pintu rumahmu tetap terbuka.
Untuk apa?
Kamu berharap, semoga dia tahu bahwa kamu menunggunya di balik pintu?
Tanpa pernah berkata.
Kamu melakukannya.
Sementara dia tidak kamu biarkan tahu.
Kamu membiarkan segala tetap dalam terka. Membiarkan segalanya berjalan begitu saja tanpa ada pengusahaan. Kamu membiarkannya untuk tetap bebas berjalan-jalan di luar. Melihat sebegitu banyaknya bunga lain yang mungkin ia temukan.
Kamu membiarkannya tetap bebas dengan pilihan.
Sementara diam-diam kamu tetap menunggu.
Di balik pintu kamu berharap. Semoga suatu hari ia benar datang. Mengetuk pintu rumahmu. Mengulurkan tangan. Menawarkan untuk kemudian berjalan, menapaki tangga keridhoan-Nya, bersama.
Semoga.
Segala yang Berlebih itu Memang Tidak Baik Bukan?
Yah... Memang seharusnya kita tidak mengharapkan apa-apa dari sesiapa bukan? Sekalipun mereka benar perduli... Sekalipun kita memang benar ingin. Tapi mesti pula kita sadari bahwa apa2 yang terlalu di sandarkan pada manusia mesti saja berujung dengan sebuah kecewa. Jadi jangan berlebih yah.
_AidaFitri_
_AidaFitri_
Selasa, 01 Agustus 2017
Coffe Morning without a cup of coffe. Soo...
Sepagi ini sudah bahas masalah jodoh dengan kaka senior di kantor... Yang katanya mengidamkan imam seorang banker. Terus saya di tanya? Apalah... Jawaban paling sederhana dari seorang perempuan sederhana. Yang termula dari yang paling saya inginkan sebenarnya hanyalah di miliki oleh laki2 yang menunaikan shalat shubuhnya di masjid. Selebihnya? Tentu masih banyak sebenarnya keinginan-keinginan dari segi manusia yang tak pernah ada cukupnya. Tapi batasan itu selalu saja ada bukan? Kita tak punya kekuatan untuk me'request terlalu banyak masalah jodoh. Lebih dan kurang itu mesti saja selalu ada. Toh kita sendiri bukan seseorang yang sempurna, jadi teruntuk hal lainnya biarlah menjadi urusan-Nya. Saya manut saja apa kata takdir. Yang terpenting sudah mengusahakan yang terbaik.. Masalah hasil, itu di luar kuasa manusia bukan? Jadi serahkan saja pada sang pemilik skenario. Biar Dia yang buatkan alur cerita-Nya, kita hanya perlu menjalani juga menerima. Iyah
Langganan:
Postingan (Atom)
TENTANG KITA
Kita tidak perlu menjelaskan kepada dunia bahwa kita dekat. Lebih dari satu dekade. Bukan waktu yang singkat untuk sebuah persahabatan. Mesk...
-
Paling tidak aku selalu berharap bahwa semuanya bisa menjadi gamblang di pikiranku. Agar tak ada lagi terka yang membungkam membuat gelap...
-
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT OLEH MAHASISWA PRODI S1 AKUNTANSI DENGAN TEMA ” MEMBERIKAN PENGETAHUAN ANAK DENGAN PENYULUHAN”GUNA MENINGKATK...
-
Semesta kadang memang selucu itu. Rasanya aku telah berlari sejauh yang aku bisa. Bukan menghindar... Hanya berusaha memberi jeda pada per...