Rabu, 02 Agustus 2017

Dia tak pernah berjanji untuk datang.
Hanya saja kamu yang membiarkan pintu rumahmu tetap terbuka.

Untuk apa?

Kamu berharap, semoga dia tahu bahwa kamu menunggunya di balik pintu?

Tanpa pernah berkata.

Kamu melakukannya.
Sementara dia tidak kamu biarkan tahu.

 Kamu membiarkan segala tetap dalam terka. Membiarkan segalanya berjalan begitu saja tanpa ada pengusahaan.  Kamu membiarkannya untuk tetap bebas berjalan-jalan di luar. Melihat sebegitu banyaknya bunga lain yang mungkin ia temukan.
Kamu membiarkannya tetap bebas dengan pilihan.

Sementara diam-diam kamu tetap menunggu.

Di balik pintu kamu berharap. Semoga suatu hari ia benar datang. Mengetuk pintu rumahmu.  Mengulurkan tangan. Menawarkan untuk kemudian berjalan, menapaki tangga keridhoan-Nya, bersama.

 Semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TENTANG KITA

Kita tidak perlu menjelaskan kepada dunia bahwa kita dekat. Lebih dari satu dekade. Bukan waktu yang singkat untuk sebuah persahabatan. Mesk...