Dia tak pernah berjanji untuk datang.
Hanya saja kamu yang membiarkan pintu rumahmu tetap terbuka.
Untuk apa?
Kamu berharap, semoga dia tahu bahwa kamu menunggunya di balik pintu?
Tanpa pernah berkata.
Kamu melakukannya.
Sementara dia tidak kamu biarkan tahu.
Kamu membiarkan segala tetap dalam terka. Membiarkan segalanya berjalan begitu saja tanpa ada pengusahaan. Kamu membiarkannya untuk tetap bebas berjalan-jalan di luar. Melihat sebegitu banyaknya bunga lain yang mungkin ia temukan.
Kamu membiarkannya tetap bebas dengan pilihan.
Sementara diam-diam kamu tetap menunggu.
Di balik pintu kamu berharap. Semoga suatu hari ia benar datang. Mengetuk pintu rumahmu. Mengulurkan tangan. Menawarkan untuk kemudian berjalan, menapaki tangga keridhoan-Nya, bersama.
Semoga.
Rabu, 02 Agustus 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TENTANG KITA
Kita tidak perlu menjelaskan kepada dunia bahwa kita dekat. Lebih dari satu dekade. Bukan waktu yang singkat untuk sebuah persahabatan. Mesk...
-
Paling tidak aku selalu berharap bahwa semuanya bisa menjadi gamblang di pikiranku. Agar tak ada lagi terka yang membungkam membuat gelap...
-
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT OLEH MAHASISWA PRODI S1 AKUNTANSI DENGAN TEMA ” MEMBERIKAN PENGETAHUAN ANAK DENGAN PENYULUHAN”GUNA MENINGKATK...
-
Semesta kadang memang selucu itu. Rasanya aku telah berlari sejauh yang aku bisa. Bukan menghindar... Hanya berusaha memberi jeda pada per...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar