Sabtu, 23 September 2017

The Best Teacher is Experience

Mendapat kunjungan dari seorang sahabat,  hari ini saya merasa seperti kembali di tampar oleh kenyataan.

 Seperti biasa,  pertemuan dua orang sahabat lama selalu saja menguarkan cerita-cerita lama yang seolah belum sempat terselesaikan.

Sebut saja sahabat saya ini adalah seorang yang telah sukses melewati sebegitu sulitnya jembatan kehidupan yang sempat sebegitu kencangnya tergoyahkan oleh keadaan.

Singkat cerita saya bertanya, perihal apa yang menjadi motivasinya untuk terus melaju mesti tengah di terpa hujan badai yang sebegitu besarnya.

Lalu sahabat saya berkisah,  beberapa pengalaman pahit yang sempat di rasainya mulai dari jaman sekolah dasar hingga ia beranjak mendewasa di bangku  sekolah menengah atas.

Dan menurutnya, ada yang sebegitu membekas di hati kecilnya. Seperti sebuah luka. Tapi tak kasat mata. tentang seorang teman yang pernah melempar kata-kata kurang mengenakkan perihal keadaan keluarganya.

"Aku cuma mau buktiin, bahwa mesti keadaan aku begini... Keadaan aku Begitu,  aku bisa tetep sukses. Seperti orang-orang." 
  
well...  Lima tahun berlalu,  dan menurut saya sahabat saya telah meraih titik pencapainnya.

Dengan segala keterbatasan dia mampu mencapai anak tangga tertinggi, meski harus sembari merangkak.

Apa ini bisa di sebuat sebuah ajang balas dendam?

Menurut saya tidak. Seseorang berhak saja menjadikan sesuatu sebagai motivasi terbesarnya untuk mencapai sebuah titik balik . sekalipun itu adalah sebuah kesakitan.

Dan teruntuk teman dari sahabat saya yang sempat sebegitu melecehkan,  saya rasa itu  hanya cara Allah untuk memberikan stimulus terhadap sahabat saya agar mau berusaha lebih.

Iyah...  Segalanya memang mesti ada saja hikmah dan pelajaran yang dapat di petik.  Jika kita termasuk orang-orang yang berfikir.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TENTANG KITA

Kita tidak perlu menjelaskan kepada dunia bahwa kita dekat. Lebih dari satu dekade. Bukan waktu yang singkat untuk sebuah persahabatan. Mesk...