Sabtu, 31 Maret 2018

Selamat Melepaskan dan Selamat Mengikhlaskan

Aku berusaha menutup kedua telingaku saat ibu dan kedua kakakku masih saja sibuk menyebut-nyebut namamu.  Seolah kamu memang benar tamu yang di kirim Tuhan untuk kemudian mengisi rumahku.

Entahlah...  Mungkin mereka hanya belum tahu bahwa segalanya telah selesai.  Kamu pergi bahkan sebelum semua benar-benar di mulai. 

Mereka masih menyebut-nyebutmu sebagai satu-satunya penghuni yang mungkin masih ku tunggu. 

Maapkan atas segala ketidak kuasaanku,  aku hanya terlalu kelu, dan aku hanya terlalu beku untuk menyatakan bahwa kamu memang hanya seorang musafir yang kala itu sedang mampir.  Segalanya telah selesai,  kamu sudah pergi.  Dan kisah kita menggantung di udara seperti uap-uap air yang enggan jatuh ke bumi.

Aku bahkan telah kehabisan kata, untuk sekedar bertanya kabar.

Kumelepaskan...  Bahkan ke titian yang paling dalam.  Ku yakin kamu akan selalu baik saja,  sebab ada Dia yang maha sebaik-baiknya penjaga. 

Segalanya telah ku tuntaskan....  Kecuali Doa,  yang tak akan pernah berujung ku gentarkan (untukmu) .


Berbahagialah dengan apapun yang menjadi pilihan hatimu.  Sebab dengan bahagiamu,  ada hati yang juga turut merasa dan bibir yang juga ikut tersenyum.  Aku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TENTANG KITA

Kita tidak perlu menjelaskan kepada dunia bahwa kita dekat. Lebih dari satu dekade. Bukan waktu yang singkat untuk sebuah persahabatan. Mesk...