Jumat, 21 Oktober 2016

HILANG



 HILANG



 

    “Ini sudah  tahun keempat , dan kamu masih belum bisa membuka hatimu Rin ?”
Untuk yang kesekian kalinya aku hanya dapat tersenyum menanggapi pertanyaan sarkatis dari Rindu , bukan tak  ingin menjawab hanya saja aku memang tak punya jawaban . yah ….. entah apa ,entah kenapa , meski  rasanya sudah tak ada jejak yang tertinggal tentang laki-laki itu , rasanya masih begitu sulit untuk membuka hati . Aku hanya butuh waktu lebih untuk bisa  membenahi hatiku dari seluruh isinya, dari apa yang sempat tinggal di dalamnya ,realitanya … aku belum sepenuhnya bisa melupakanmu ? benarkah begitu ? ahh yahh.. … kau lihat Rentra , kamu memang sangat hebat . bagaimana bisa kamu memblokir hatiku , sementara kamu berada di tempat yang begitu jauh , tempat yang mungkin tak akan dapat ku jangkau meski aku harus berjalan selama ribuan tahun  lamanya .
      “Bangun rin …. Kamu gak lagi hidup di dunia mimpi , Rentra udah gak ada , dan bahkan laki-laki itu udah ……..”
       “Aku gak apa-apa Rindu , kamu gak perlu khawatir . kalaupun sampe sekarang aku masih sendiri itu ….. yah karena Allah emang mungkin masih pingin aku sendiri , takdir ndu … ini takdir , bukan karena Rentra .”
Dengan susah payah aku mencoba mencekal kata-kata Rindu , aku hanya tak ingin Rindu terus menerus menyalahkan Rentra atas apa yang terjadi dalam hidupku , sekalipun itu ada kaitanya dengan laki-laki itu , sudahlah … bagiku ini hanyalah bagian dari takdir Tuhan . Aku hanya tak ingin , membuat laki-laki itu tak tenang dengan kehidupan barunya , biar lah luka atau sakit apapun itu menjadi tanggung jawab ku , anggap saja ini konsekuensi yang harus aku terima karena telah menjatuhkan cinta pada waktu dan orang yan belum tepat.
Aku menghembuskan napasku , dalam …. Sangat dalam hingga sekarang aku merasa jika udara yang telah ku hirup tercekat di dalam kerongkonganku , dan membuat sesak .
Aku melihat Rindu melepaskan berry dari pelukannya , dan mendekat ke arahku , sedetik kemudian aku sudah berada dalam pelukannya . Aku menangis …. ,entah untuk apa ? Jelas-jelas harusnya aku bahagia dan bersyukur bukan , Tuhan begitu baik padaku dengan menganugrahkan sahabat terbaik seperti Rindu , aku merasa Rindu benar-benar pelengkap yang begitu sempurna dalam hidupku yang  hampir tak pernah berjalan secara sempurna.
       “Aku gak butuh Rentra , aku gak butuh siapapun bukan selama aku masih punya kamu disini ?”
Rindu mengangguk seraya mengusap lembut rambut panjangku yang tidak tertutup hijab .
       “Jadi aku mohon , jangan kaitkan apapun lagi tentangku dengan dia yah , biarkan Rentra pergi dengan tenang .”
Lanjutku , dan Rindu mengangguk .
     “Ndu…. Aku pengen nengokin Rentra ,”
Tiba-tiba saja Rindu melepaskan pelukannya , lalu memicingkan matanya yang besar ke arahku (khas Rindu) , aku tersenyum
     “Anggap ajah ini upacara pelepasan perasaan , supaya setelah ini aku bisa lebih ringan ngejalaninnya , pliis yah ndu …. Kali ini ijinin aku buat nemuin dia .”
Aku melihat Rindu menarik napas berat dan berpikir sejenak sebelum akhirnya dia kembali mengangguk
        “Tapi aku ikut , biar kalo nanti tiba-tiba kamu nangis Bombay disana terus pingsan ada aku yang nolongin .”
 Aku berdecih mendengar syarat yang di ajukan sahabat ku yang satu itu , ada-ada saja  (pikirku sembari menahan geli )
         “aku gak selebay dan se’drama kamu ndu…..”
Kali ini giliran Rindu yang merengut , dengan cekatan tangan rampingnya mengangkat tubuh Berry dan melemparkannya ke arahku , ahh sial tubuh boneka gendut itu tepat mengenai wajahku dan kontan bulu-bulunya membuat hidungku yang memang sensitive langsung bersin-bersin . Rindu pun tertawa , puas.



         “Maapin aku yah Rin , udah empat tahun dan aku baru ijinin kamu buat kesini . Harusnya aku tahu , walau gimanapun kamu perlu ketemu langsung sama dia buat bisa lepasin semua beban-beban kamu . “
Aku mengusap air mataku yang entah sejak kapan sudah membanjiri pipiku dan membasahi kerudung panjang yang saat ini ku kenakan, sembari memasukkan buku yasin yang sudah selesai ku baca ke dalam tas .
        “Aku dulu Cuma takut ajah , takut-takut kalau kamu gak bisa ngendaiin perasaan kamu .”
Aku tersenyum mendengar penuturan Rindu , kamu memang terlalu perduli padaku ndu .
         “Gadis itu …. Apa dia di makamin disini juga ? Aku mau kesana juga , mau kirim sedikit doa buat dia .”
Aku melihat air muka Rindu yang langsung berubah saat mendengar kata-kataku , mungkin kedengarannya sedikit aneh .Yahh , gadis itu yang empat tahun lalu telah mengalihkan segala perhatian Rentra yang sebelumnya tak pernah sedikitpun ia bagi dengan wanita manapun , gadis  yang telah merubah Rentra ku yang lembut berubah menjadi sosok yang bahkan tak dapat kukenali , gadis yang dulu selalu ku piker telah merenggut Rentra ku hingga membawanya pada jurang kematian , ahh yahhh … bukan hanya nyawa Rentra memang yang terenggut dalam kecelakaan itu , tapi juga nyawa gadis itu . Baiklah Rini …. Berhentilah menyimpan benci dalam hatimu , lepaskan , ikhlaskan , ini adalah takdir bukan mereka yang minta .
       “Hmm…. Cewe itu , gak di makamin disini Rin , dia dibawa sama keluarganya ke kampung halamannya , di Lampung kalo gak salah ,kalo kamu mau doain … doain ajah dari sini , bukannya kamu yang pernah bilang , sejauh apapun jaraknya doa pasti akan tetep sampai , aku yakin banged ikhlas dari kamu bakal ngbantu banget ngeringanin beban dia disana Rin .”
Aku mengangguk , lalu tersenyum
    “Ehmm … sejak kapan kamu punya kata-kata bijak kek gitu ndu .”
Rindu mencibir
     “Sejak aku sahabatan sama miss baik hati kayak kamu , seneng ???”
Kamipun tertawa bersamaan ,
Langit sore yang mulai menguning , berbaur dengan hangat senja menjadi penutup luka yang selama ini menganga di sudut hatiku , bukankah tak ada gunanya menyimpan sakit , apalagi dendam terhadap orang yang sudah meninggal . Tak mengapa Rentra , dan siapapun gadis itu . Terima kasih, aku belajar banyak tentag luka yang sempat kalian torehkan , bahwa cinta bukanlah tentang berharap , bukan pula tentang hidup dan memiliki .Bahwa cinta yang baik,  cukup disimpan di tempat yang baik , di tunggu dengan cara yang baik . Bahwa cinta bukan tentang berharap  kepada siapa yang kita cintai , karena boleh jadi sewaktu-waktu orang yang kita harapkan itu justru membuat kita terhempas, jatuh dan merasakan sakit juga luka yang dapat menganga dalam jangka waktu  yang tak sebentar. Cukup gantugkan harapanmu pada Tuhan , setidaknya jikapun yang terjadi bukanlah seperti yang kita harapkan , mungkin  memang itu yang terbaik untuk kita .yahh… hari ini aku belajar banyak hal bukan tentang luka  juga mengikhlaskan.
Mengikhlaskannya , menghapus semua kisah dan melupakan setiap rasa sakit yang telah laki-laki itu torehkan dalam hidupku , aku tahu ini PeeR tersulit yang harus aku jalani . Tapi yah , benar kata Rindu  , aku tak mungkin bisa selamanya hidup dalam dunia mimpi di bawah bayang-bayang laki-laki itu . Rentra sudah pergi … jadi biarlah aku mulai kehidupanku , dengan kertas yang baru … juga kisah yang baru .



…SELESAI…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TENTANG KITA

Kita tidak perlu menjelaskan kepada dunia bahwa kita dekat. Lebih dari satu dekade. Bukan waktu yang singkat untuk sebuah persahabatan. Mesk...