Kamis, 27 April 2017

Percakapan ( Harapan Tentang Nanti)

Perempuan : Kamu tahu aku adalah wanita, dengan segudang cerita di             kepala. 

Laki-laki : Jadi? 

Perempuan : Jadi, suatu hari ku harap kamu mau menjadi seseorang               yang ikhlas merelakan   sisa2 di waktu senjamu untuk               sekedar mendengar celotehanku. Akan selalu ada banyak               hal yang ingin  ku bagi bersamamu. 


Laki-laki : Bagaimana jika di temani sepiring brownise coklat,                 secangkir cappucino untukku dan segelas coklat hangat               untukmu? 

(Perempuan tersenyum.  Dengan satu sentuhan di tutupnya layar percakapan pada ponsel.  Kemudian ia berbaring,  memejamkan mata,  lalu terlelap.Sudah pukul 11 malam ternyata) 
Semakin dia mendekatimu, semakin aku mendekati-Nya 
Semakin dia merayumu,  semakin aku merayu-Nya. 

Bagaimanalah...  Tapi setiap orang memang punya caranya sendiri dalam mengekspresikan cinta bukan?


_AidaFitri_

Rabu, 26 April 2017


Ahh iyah...  Perempuan itu kan makhluk kepastian.  Walau pada kenyataanya jauh lebih sering di beri harapan kemudian di lepaskan. 😌


_AidaFitri_

Selalu merasa cukup bukan berarti seseorang memiliki segalanya.  Hanya saja rasa syukur berlebih yang mampu membuat seseorang selalu Ridho dan menerima ketentuan-Nya dengan segenap kelapangan juga keikhlasan.



_AidaFitri_

Untuk setiap yang datang dan pernah menawarkan.  Agak nya sedikit tidak mungkin jika perempuan tak menyimpan harapan.



_AidaFitri_

Selasa, 25 April 2017

Pada akhirnya,  aku memutuskan untuk tidak lagi perduli pada hasil dari apapun yang sedang ku perjuangkan.  Hanya menjalani, mengikuti alur yang di tentukan oleh takdir-Nya,  dan mencintai proses. Karena aku percaya,  tak pernah ada perjuangan yang benar sia-sia.  Sekalipun itu adalah gagal,  tetap saja menyimpan pelajaran.


_AidaFitri_

A B S U R D

Paling tidak aku selalu berharap bahwa semuanya bisa menjadi gamblang di pikiranku.  Agar tak ada lagi terka yang membungkam membuat gelap menjelma menjadi gelisah yang membuat sesak makin berkecamuk.

Tapi apalah daya...  Kamu masih terlalu betah menjadi sosok tak terjamah yang membuatku enggan untuk sekedar beranjak menjemput harapan.
Harapan,  ahh nyatanya kata ini kini hanya menjadi bayang yang terlalu sulit untuk di definisikan.

Mereka bilang mencintaimu adalah sebuah ke absurdan yang akan terlalu percuma jika di pertahankan.

Tapi aku menyangkal.  Bahwa abstrak bukan berarti tak berupa. Mungkin hanya aku yang percaya,  bahwa kamu adalah nyata.  Kamu ada,  meski entah berada di sebrang mana. Kamu ada,  meski entah dengan rupa yang seperti apa.

Aku hanya ingin menunggu,  itu saja.  Masih bertahan dengan sebuah kepastian, yang telah Tuhan janjikan.  Apa itu salah?

Ahh biarkan saja mereka terus menilai,  kegilaan apalagi yang hendak di tunjukan oleh takdir.  Yang ingin pergi,  biar berlalu.  Dan aku biar saja tetap seperti ini.  Menunggumu tanpa pernah ada sedikitpun jemu.

Jumat, 21 April 2017

Perihal Hati

"Kamu terlalu menutup hati." 


"Bukan menutup tapi menjaga! "

" Tidak membiarkan sesiapa masuk, bukan berarti menutup,  mengunci rapat atau apalah.  Hanya saja beberapa memang sengaja menitipkan kunci hanya pada pemilik-Nya,  agar tak salah dalam menerima.  Maka jika ingin masuk,  ketuklah pintu dari Sang Punya.  Perihal bagaimana caranya, biar Dia yang tentukan jalan-Nya. "



_AidaFitri_

Selasa, 18 April 2017

Teruntuk Kamu

Aku terlalu lemah untuk mengendalikan diri, pun terlalu kelu untuk memulai percakapan denganmu.  Maka ijinkan aku untuk terus berbicara pada-Nya, mengadu,  mengeluh,  mengisahkan apapun itu tentang kamu.  Kamu tak perlu tahu.  Tersebab ada hati yang terlalu malu untuk sekedar mengaku.  Jika nanti saatnya tiba,  mungkin kamu akan tahu,  seberapa lama aku telah menunggu.


_AidaFitri_

Tentang Harapan

Suatu hari,  aku ingin jatuh cinta pada lantunan ayat yang ku dengar pada setiap pagi juga petangku. Dan semoga suara itu adalah milikmu mu.


_AidaFitri_

Senin, 17 April 2017

Kamu pernah merasakannya?  Hendak melangkah pergi,  tapi sesuatu seperti menarikmu, menahanmu. Seolah meminta untuk di tunggu.


_AidaFitri_

Minggu, 16 April 2017

Tentang Harapan & Doa


Selanjutnya kita sepakat untuk saling membaurkan harapan bersama doa-doa.

 Aku dengan harapanku untuk bisa di bersamakan dengan kamu,  dan kamu dengan harapanmu yang entah itu apa.

 Aku menyela setiap reka yang mereka terka,  lalu menghubungkan semua dengan logika.  Masih tak tertebak.  Hanya hatiku yang meminta untuk terus percaya,  bahwa  aku dan kamu adalah sepasang manusia yang di ikat oleh sebuah tali bernama takdir.  Aku yang selalu percaya bahwa kita memiliki radar yang entah sejauh apapun kita terpisah jarak,  maka akan selalu mampu untuk saling menemukan.

Tak pernah ada yang mudah memang,  hanya saja keyakinan selalu membawaku menapaki jalan yang ku rasa juga di tapaki olehmu,  kita saat ini hanya berada pada sudut yang berbeda.  Jika terus berjalan,  maka akan ada satu titik dimana ragamu di pertemukan dengan jiwaku,  lalu kita bersatu.  Di persatukan oleh takdir-Nya.

Selasa, 11 April 2017

Keyakinan Perempuan

Aku masih perempuan dengan segenap keyakinan,  bahwa usaha terbaik akan selalu menghasilkan yang terbaik pula.  Entah itu terbaik versi kita atau terbaik versi Tuhan.




_AidaFitri_

Selasa, 04 April 2017

LELAKI dan PEREMPUAN ( pergi)




"Maap..."  Laki-laki itu menunduk, perempuan mengerutkan keningnya.

"Untuk?? "

" Harapan yang terlanjur kamu rasa,  dan aku belum bisa memenuhinya. " Suara lelaki melemah,  merasa bersalah.  Perempuan tersenyum.

" Tidak perlu minta maap,  bukan salahmu.  Aku yang berharap,  itu artinya aku yang bertanggung jawab atas perasaan itu. Karena aku sendiri yang membiarkannya tumbuh kan?" Lelaki menatap nanar ke arah perempuan,  sementara perempuan di hadapannya masih terus saja tersenyum.  Pura-pura tegar.  Dia tahu perempuan tidak sekuat itu.  Dia hanya berusaha menyimpan dan menyembunyikan.  Bahkan sikapnya yang seperti ini justru membuat lelaki jadi semakin merasa bersalah.

"Kamu terlalu baik untuk di sakiti. "ucap lelaki

" Aku tidak pernah merasa tersakiti. Percayalah. "

" Aku tahu kamu tidak baik-baik saja seperti kelihatannya.  Kamu bahkan sempat menghilang beberapa waktu kemarin.  Itu artinya kamu terluka. "

"Aku hanya perlu sedikit waktu untuk memberi jeda pada hatiku untuk kembali bersih."

"Sekarang sudah bersih?"

"Aku berada disini,  itu artinya aku sudah melepaskan semuanya. Termasuk perasaanku. Yang kemarin kamu berikan itu bukan luka. Tapi pelajaran.  Memang tidak semestinya kan kita berharap pada manusia? " lelaki mengangguk.

" Jadi... yasudahlah,  yang perlu kita lakukan sekarang hanyalah menjalani hidup kita dengan lebih baik."

"Apa harus dengan cara pindah kota? " Perempuan tersedak,  cappucino yang baru saja di teguknya tetiba terasa tercekat di pangkal kerongkongan.

" Yayu memberitahuku. " Lanjut lelaki,  sembari meneguk kopi hitamnya hingga tandas.

"Ini hanya salah satu jalan untuk mewujudkan mimpiku,  sama sekali tidak ada kaitannya dengan kita."

"Ku pikir kita bisa memulai semua dari awal. "

Perempuan terdiam,  matanya menerawang ke luar jendela. Entah dengan pikirannya.

" Jika di beri kesempatan,  aku ingin bertanggung jawab membereskan hatimu yang sempat ku buat berantakan. "

"Tidak perlu repot-repot.  Kamu tahu aku bukan wanita sepert itu.  Aku bisa melakukannya sendiri."

"Tidak ada kesempatan yah?"

"Tidak akan ada yang tidak mungkin bagi-Nya,  hanya saja untuk saat ini Dia mungkin belum lagi membukakan kesempatan itu. Aku sudah kapok dengan segala pengharapan terhadap manusia.  Jadi jika kamu ingin lagi kesempatan,  cukup minta bukakan jalan pada-Nya.  Bukankah dia yang maha pembolak balik hati? " Laki-laki mengangguk seraya melirik jam di tangannya.

" Tiga puluh menit lagi keretanya tiba yah,  mau aku antar sampai di stasiun? "

" Terimakasih.  Sepertinya tidak perlu.  Aku sudah memesan taksi. "

" Terimakasih. "Ucap lelaki tulus

" Untuk? "

"  Waktu dan maap darimu. "Perempuan kembali tersenyum,  ahhh rasanya hari ini dia terlalu banyak tersenyum. Tapi begitulah,  terkadang tersenyum memang menjadi cara paling ampuh untuk menyembunyikan luka dan mengatakan pada dunia bahwa dia baik-baik saja.

" Aku Pamit. Asalamualaikum. "

Lelaki mengangguk seraya menjawab salam dengan lirih.  Ada butiran bening yang mengambang di pelupuk matanya.  Tapi berusaha ia tahan.  Ahh...bahkan dirinyalah yang telah menyebabkan perempuan baik itu pergi.  Kehilangan ternyata jauh lebih tegas dari penjelasan apapun mengenai perasaan.  Kenapa baru di sadarinya sekarang.  Setelah dia membuat perempuan itu patah, dan menjelma menjadi sosok yang begitu kuat dan sulit tertembus.

Sementara di dalam taksi,  perempuan tengah sibuk menyeka air matanya,  sambil terus berusaha tersenyum menahan sesak.  Seperti ada sembilu.  Kali ini bahkan terasa jauh lebih sesak dari ketika dia mengetahui bahwa lelaki yang pernah menjadi harapannya itu ternyata punya hobby menebar buih-buih harapan pada banyak perempuan. Mungkin dengan begini mereka bisa sama-sama untuk belajar. Saling melepaskan mungkin lebih baik daripada terus bersama untuk terus saling merasa tersakiti.  Ahh yah, bukankah janji-Nya adalah pasti.  Jika memang berjodoh,  pasti akan kembali di satukan. Bisiknya dalam hati.





_AidaFitri_

TENTANG KITA

Kita tidak perlu menjelaskan kepada dunia bahwa kita dekat. Lebih dari satu dekade. Bukan waktu yang singkat untuk sebuah persahabatan. Mesk...