Paling tidak aku selalu berharap bahwa semuanya bisa menjadi gamblang di pikiranku. Agar tak ada lagi terka yang membungkam membuat gelap menjelma menjadi gelisah yang membuat sesak makin berkecamuk.
Tapi apalah daya... Kamu masih terlalu betah menjadi sosok tak terjamah yang membuatku enggan untuk sekedar beranjak menjemput harapan.
Harapan, ahh nyatanya kata ini kini hanya menjadi bayang yang terlalu sulit untuk di definisikan.
Mereka bilang mencintaimu adalah sebuah ke absurdan yang akan terlalu percuma jika di pertahankan.
Tapi aku menyangkal. Bahwa abstrak bukan berarti tak berupa. Mungkin hanya aku yang percaya, bahwa kamu adalah nyata. Kamu ada, meski entah berada di sebrang mana. Kamu ada, meski entah dengan rupa yang seperti apa.
Aku hanya ingin menunggu, itu saja. Masih bertahan dengan sebuah kepastian, yang telah Tuhan janjikan. Apa itu salah?
Ahh biarkan saja mereka terus menilai, kegilaan apalagi yang hendak di tunjukan oleh takdir. Yang ingin pergi, biar berlalu. Dan aku biar saja tetap seperti ini. Menunggumu tanpa pernah ada sedikitpun jemu.
Selasa, 25 April 2017
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TENTANG KITA
Kita tidak perlu menjelaskan kepada dunia bahwa kita dekat. Lebih dari satu dekade. Bukan waktu yang singkat untuk sebuah persahabatan. Mesk...
-
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT OLEH MAHASISWA PRODI S1 AKUNTANSI DENGAN TEMA ” MEMBERIKAN PENGETAHUAN ANAK DENGAN PENYULUHAN”GUNA MENINGKATK...
-
Semesta kadang memang selucu itu. Rasanya aku telah berlari sejauh yang aku bisa. Bukan menghindar... Hanya berusaha memberi jeda pada per...
-
Jangan terlalu di pikiri soal apa-apa yang tidak dapat kita miliki, tentang beberapa yang memang tidak dapat kita raih. Bukan kehidupan nam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar