Bukan kita memang. Yang di kecewakan. Yang di patahkan. Yang pernah dengan sedemikian di beri harapan sebelum akhirnya benar-benar di hempaskan.
Bukan kita memang. Yang menangis di bawah bantal demi memyembunyikan duka. Demi membuktikan pada dunia bahwa ia baik-baik saja.
Bukan kita memang.
Hanya saja... kita terkadang tidak menyadari bahwa ada garis tak kasat mata yang menyatukan kita dengan orang-orang terdekat kita. Yang membuat kita ikut merasakan segala apa yang mereka rasakan.
Ikut merasakan sakit. Ikut merasakan terluka. Ikut menjadi patah. Lalu diam-diam ada yang tumpah dari pelupuk mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar