Kamis, 31 Desember 2020

Assalamualaikum 2021

Bismillah....

Mengawali tahun 2021 dengan banyak bersyukur dan bermuhasabah .

Tahun ini akhirnya aku memutuskan untuk rehat sejenak dari mengikuti rutinitas tahunan seperti tahun-tahun sebelumnya , yaitu challenge menulis selama 30hari di instagram . 

Bukan tak ingin , hanya saja aku merasa bahwa kali ini aku tak ingin ada banyak orang membaca perihalku . Aku ingin berbagi , tapi kali ini untuk diriku saja dan hanya kepada-Nya .

2021 . Tahun ini aku ingin lebih mendekat kepada-Nya . Maka aku tak ingin ada yang lebih mengambil alih perhatianku selain untuk-Nya .

Bukankah 2020 kemarin sudah cukup menjadi pelajaran ? Bahwa ada banyak harap dan bahagia yang di sandarkan kepada manusia yang pada akhirnya hanya membuat kecewa . Dan aku tak ingin lagi .

Pagi ini aku menemukan sebuah video yang bagus sekali . Nasihat dari seorang habib , mintalah kepada Allah apapun yang kita butuhkan , walaupun itu hanya sekedar garam . Karena Allah menyukai jika hambanya banyak meminta kepada-Nya , dan Allah malu jika membiarkan tangan yang telah menengadah kepadanya kembali dalam keadaan kosong . 

Malu rasanya diri ini . Ketika menyadari bahwa sesungguhnya kita memiliki yang Maha memiliki segalanya , namun kita justru lebih sering meminta-minta dan berharap kepada makhluk . Serasa di tampar .

Malu rasanya diri ini , ketika lebih banyak mencari perhatian dari hamba-Nya , padahal Ia yang Maha pemberi segala . 

2020 sudah cukup menjadi pembelajaran . 

Aku berharap 2021 ini dapat menjadi pribadi yang jauh lebih baik , yang jauh lebih tawadhu yang jauh lebih juhud terhadap apa yang telah di berikan-Nya .

Bersyukur , bersabar . Adalah dua kunci yang mesti ku genggam erat .

Maka hari ini , ketika terbangun dan membuka mata . Aku memulainya dengan sembari tersenyum . Aku ingin menjadikan tahun ini tahun yang baru , tahun yang akan membawaku pada ke Ridhoan-Nya . Tahun yang selalu mengingatkan bahwa aku memiliki Dia yang Maha memiliki segalanya .

Aku tahu ... tahun ini aku mesti banyak berjuang . Akan ada jalan panjang yang mesti ku lewati dengan banyak kekuatan . Dan kekuatan terbesarku adalah dari-Nya .

Aku berharap . Ah tidak ... lebih tepatnya aku yakin , bahwa selagi aku memiliki-Nya , semua akan terasa jauh lebih mudah .

2021 ini juga aku akan berhenti perduli pada apa-apa yang bukan menjadi urusanku . Aku akan berhenti perduli pada apa-apa yang akan membuat hatiku sesak . Aku akan berhenti perduli pada sesiapa saja yang ingin meninggalkan . Aku akan fokus untuk membahagiakan mereka-mereka yang telah bertahan dan bersabar untuk tetap tinggal . Aku akan tersenyum pada semua orang , sekalipun itu adalah mereka yang sempat membuat hati sesak . 

Aku akan belajar untuk memaapkan . Belajar mencintai diri sendiri , dengan tidak berfokus pada kelemahan , melainkan mensyukuri segala apa yang telah Ia berikan . 

Aku akan lebih mengusahakan . Memperbaiki diri , memperbaiki keadaan , memperbaiki hubunganku dengan Dia , juga dengan makhluk-Nya .

Bismillah ....

Assalamualaikum 2021 

Kita berjuang sama-sama, Yah .

JANUARI 01 2020

_Aida Fitria _


Selasa, 27 Oktober 2020

Temu

 Kamu datang kembali di waktu yang tepat.

Di saat luka ku telah sepenuhnya mengering . Percayalah ... saat ini aku tengah tersenyum sembari memberi selamat kepada waktu , yang telah berhasil menaklukan berjuta ragu .

Dulu ku pikir... semuanya akan terasa berat .

Tapi ternayata tidak . Kamu masih sama seperti dulu . Hangat .Seperti mentari ,kamu juga terang .

Tidak ada lagi harap yang tersimpan . Semuanya menguap seiring dengan doaku yang semakin kuat .

Aku telah memasrah,dan aku yakin Allah maha tahu segalanya.

Hadirmu , entah harus ku artikan sebagai apa. jawaban ataukah masih sama sebagai ujian ?

Meski semuanya terasa baik, namun aku mulai khwatir pada hatiku ...

Khawatir ... jika ia tak mampu menahan debur . 

Khawatir ... jika ia akan kembali jatuh .

Haruskah kembali menjauh ?

Tidak , kali ini aku aku tidak akan lagi berlari . Akan kuhadapi segala dengan sembari berdiri .

Aku akan tersenyum menerima kehadiranmu . 

Meskipun itu , hanya sebagai tamu .


27 Oktober 2020

Sabtu, 03 Oktober 2020

Belum Ada Judul

" Ada banyak tanya di dunia ini yang hanya dapat di jawab oleh waktu. Salah satunya adalah perihal temu." 

**

Aku sudah hendak bebenah saat itu. Mengemas kepingan harap yang tersisa, untuk kemudian dapat kembali aku perjuangkan. Di hadapan-Nya.

" Aku sudah tidak ingin menunggu." Kataku hari itu.

Kamu terdiam. Terpaku. Sembari menatap ujung-ujung sepatu.

Air mata yang sejak lama ku bendung. Hari itu mulai kembali luruh. Tidak deras memang, namun cukup untuk membuat pipiku basah.

Hening... Hanya ada riak daun yang tersapu oleh angin.

Sudah ku duga, kamu memang belum siap untuk berjuang. Maka dari itu aku memutuskan untuk memasrah. Hanya berhenti sejenak, namun bukan berarti menyerah. Toh pada akhirnya titik tuju ku tak melulu tentang kamu. Aku hanya meminta yang terbaik kepada-Nya. Entah kamu, atau siapapun itu.


To be continue... 






Minggu, 13 September 2020

Aku membiarkan rinduku terbang kepada-Nya. Sepucuk surat yang tak ku tulis. Namun ku utarakan dalam untaian doa di sepertiga malam.

Untukmu yang namanya belum ku ketahui... 

Ada genderang yang menabuh dalam hati. Seseorang yang mengetuk, Namun tak pernah ku ijinkan untuk masuk.
Aku hanya tak ingin, ada  yang mengisi ruang itu selain kamu yang Ia Ridhoi.
Maka untukmu, aku tetap berada di ruang Tunggu. 


Dalam doa. Dalam taat.


Bogor, September 2020


 Aku membiarkan rinduku terbang kepada-Nya.

Sepucuk surat yang tak ku tulis. Namun ku utarakan dalam untaian doa di sepertiga malam.
Untukmu yang namanya belum ku ketahui.

Ada genderang yang menabuh dalam hati. Seseorang yang mengetuk... Namun tak pernah ku ijinkan untuk masuk.
Aku hanya tak ingin, ada  yang mengisi ruang itu selain kamu yang Ia Ridhoi.


Maka untukmu, aku tetap berada di ruang Tunggu.

 Dalam doa. Dalam taat.


Bogor, September 2020

Rabu, 29 Juli 2020

Semesta kadang memang selucu itu.
Rasanya aku telah berlari sejauh yang aku bisa. Bukan menghindar... Hanya berusaha memberi jeda pada perasaan. Bukankah semuanya butuh untuk kembali di netralkan?

Iyah... Mungkin hanya aku yang butuh waktu untuk itu. Bagimu semuanya baik-baik saja. Tidak ada yang perlu untuk di benahi. Kamu hanya bersikap sewajarnya kamu bersikap.
Hanya saja aku yang kebetulan salah mengartikan.

Miris memang. Tapi begitulah hati perempuan.

Sejauh mungkin aku berlari... Namun nyatanya kepadamu lah langkah itu akhirnya harus kembali.

Hari ini...  Di sini... Di tempat yang mungkin tak pernah kita dugai.

Di pelataran masjid ini mata kita untuk sepersekian detik kembali saling bertemu tatap. Masih dalam kelu... Kamu menyapaku hangat. Aku terperangah... Entah harus menjawab apa, entah harus bersikap bagaimana. Pipiku tetiba terasa menghangat... Mataku mulai berkaca.
Terpaksa di hadapanmu aku tersenyum sekilas. Tanpa mengatakan sepatah kata... Aku berlalu menggilas harap dalam kebas.

Kali ini aku tak ingin kembali terperangkap.
Jadi... Biarlah segalanya kembali seperti semula.


Kembali menjadi asing.
29 juli 2020

TENTANG KITA

Kita tidak perlu menjelaskan kepada dunia bahwa kita dekat. Lebih dari satu dekade. Bukan waktu yang singkat untuk sebuah persahabatan. Mesk...