Sabtu, 30 Desember 2017

"Penghujung tahun yah. Ada yang ingin kamu ucapkan? Aku ada." 


"Apa? "


" Terimakasih. "


" Untuk? "


" Nanti saja aku katakan,  jika kita sudah saling di pertemukan. "


"__" 


Jumat, 29 Desember 2017

Bukan kita memang. Yang di kecewakan.  Yang di patahkan.  Yang pernah dengan sedemikian di beri harapan sebelum akhirnya benar-benar di hempaskan.

 Bukan kita memang.  Yang menangis di bawah bantal demi memyembunyikan duka. Demi membuktikan pada dunia bahwa ia baik-baik saja.

Bukan kita memang.

Hanya saja... kita terkadang tidak menyadari bahwa ada garis tak kasat mata yang menyatukan kita dengan orang-orang terdekat kita.  Yang membuat kita ikut merasakan segala apa yang mereka rasakan.

Ikut merasakan sakit. Ikut merasakan terluka. Ikut menjadi patah.  Lalu diam-diam ada yang tumpah dari pelupuk mata.
Semoga mimpiku. Mimpimu. Mimpi kita.  Adalah apa yang di amiinkan oleh semesta.

Senin, 18 Desember 2017

Jangan mempersempit ruang gerak mu.  Barang kali kamu butuh tanah yg lebih lapang agar bisa bernapas lebih bebas. Agar terbebas dari segala sesak. Sesekali kamu mesti keluar. Lihat dunia yg lebih luas. Banyak yang indah, dari apa yang sekedar kamu tatap melalui jendela kamar. Pergilah.   Hatimu berhak untuk di bahagiakan.

Jumat, 15 Desember 2017

Kadang

Kadang kita di paksa untuk memiliki hati yang lebih kuat dari karang.  Agar tak mudah roboh ketika di terjang. Agar bisa tetap berdiri meski tengah kelelahan.

Kadang kita di paksa untuk tetap tidak merasakan apa-apa meski luka tengah di siram oleh cuka. 

Di paksa untuk tetap menjaga perasaan orang lain, sementara sebenarnya kita  sendiri sedang sebegitu ketar ketirnya memperbaiki perasaan.

Tapi kita mesti saja melakukan.

Pura-pura baik-baik saja. Pura-pura bahwa tidak ada apa-apa. Pura-pura bahwa segala yang menyakiti hanyalah sekelebat angin yang lewat dan tak pernah menyisa gersang.

Mereka bilang hidup adalah panggung sandiwara tempat dimana kita mesti pandai-pandai bermain peran. Tapi kita paham. Bahwa tidak semua orang terlahir dengan bakat acting yang baik.

Ada saat dimana ketika segala berkecamuk dengan sedemikian kalut. Ketika ada banyak hal yang berkelindan di kepala dan kita tidak bisa mengungkapkan apa-apa.

Kita berusaha menjadi yang sedemikian hebat menutup. Berusaha tersenyum. Sementara mata tengah bersusah payah membendung.

Tidak apa bukan jika sesekali kita ingin sekali menangis?  

Menumpahkan segala.  Melepaskan apa yang tersimpan. Menguarkan segala sesak pun membiarkan segalanya berpendar bersama tetesan embun yang jatuh dari kelopak mata. 


Dengan begitu mungkin  hati kita akan terasa lebih ringan.  mampu tumbuh semakin menguat. Tidak akan lemah lagi. Tidak akan terlalu perasa lagi. Tidak akan kalut lagi. Semoga. 


_AidaFitri_


Kamis, 07 Desember 2017

Katanya.....

Setelah kenal dan semakin tau maka tingkat keyakinan atau keraguan seseorang terhadap seseorang akan semakin bertambah.

Dari sini kita mungkin bisa membaca indikasi jodoh sesuai dgn apa yg Allah tunjukan.  Jika memang bertalian takdir... sebanyak apapun kekurangan pun keburukan seseorang yg kita ketahui. maka tingkat keyakinan kita terhadap dia akan tetap bertambah. Begitukan yah?

Pun sebaliknya. jika semakin lama, semakin  kenal,  semakin kita banyak tahu  tentang seseorang. Semakin banyak keraguan-keraguan yang berkecamuk. Mungkin itu sinyal-sinyal penting dari Allah yang mesti kita garis bawahi (mungkin bukan dia orangnya) .

 Mungkin Bukan dia yang tertepat.  Sebab yakin bahwa hati selalu tahu arah tempat ternyaman untuk dia tinggali dikemudian hari.

Jangan egois. Jangan memaksakan diri . Beri ruang kepada diri untuk (lagi)  banyak berfikir.  Muhasabah.   Dekati pemiliknya. Tanyakan dengan sebenarnya. Benarkah hadirnya memanglah sebagai penggenap. Atau  kah hanya sebagai penguji iman?



Inti dari segalanya adalah bahwasannya setiap yang hadir dalam kehidupan kita pasti memiliki maknanya tersendiri. Menyimpan pelajarannya sendiri . Sebagai apapun. Tetap syukuri,  tetap nikmati setiap phase perjalanan yang ada.  Mungkin memang begitu alur cerita terbaik dari-Nya. Yakin saja segala akan sampai pada tujuan...  Jika kita terus berpasrah dan percaya akan segala titah-Nya.

( Hasil diskusi semalam. Yang kemudian berakhir dengan di tinggal tidur 😴 tapi ku tetap bersyukur. Terimakasih yah 😊)

Rabu, 06 Desember 2017

Tanpa ada banyak kamu.  Tanpa ada banyak harap.  Semoga tidak lagi ada banyak kecewa. 

Selasa, 05 Desember 2017

Cinta itu apa?

Cinta itu... 

Mungkin seperti ibu yang memangku kepala bapak,  sembari terus menggenggam erat lengan tuanya.

Menguatkan.

Sambil bibirnya terus merapal dua kalimat syahadat.

Menuntun bapak. Owh bukan.Tepatnya, menghantarkan juga memastikan bahwa bapak pulang dengan nyaman ke tempat peristirahatan terbaiknya. 



BUNGA



Jika jadi bunga.  

Aku ingin menjadi bunga yang membuatmu berhenti berjalan-jalan di dalam taman. 
Atau menjadi bunga yang kamu banggakan dan yakin untuk kemudian kamu bawa pulang. 

Aku ingin menjadi bunga yang membuat tatapanmu terhenti padaku hingga tak ingin lagi menoleh pada bunga lainnya. 

Aku mungkin tak selalu nampak indah di pandangan matamu. 

Adakalanya bungaku layu...  Mengusam...  Tak lagi berwangi.  saat itu aku hanya ingin menjadi bunga yang kamu rawat pun kamu jaga hingga kemudian aku kembali tumbuh menguat. 

Aku ingin menjadi bunga yang hanya dengan menatapku mampu membuat segala resah pun lelahmu luruh. Membuatmu bahagia meski kamu tahu dunia sedang tak lagi memihak padamu.

Aku ingin tumbuh dan mekar di taman kehidupanmu...  Lalu menyubur bersama. Mencipta kebun bahagia ... Menggenggam erat Ridho-Nya hingga nanti kita di syurga. 





_AidaFitri_

Rabu, 29 November 2017

Doa

Terkadang dukungan tak mesti berupa kata-kata, seperti "semangat".  Tidak dalam bentuk perbuatan yang istimewa. Tidak juga di tunjukan dalam perhatian berlebih seperti yang banyak mereka lakukan. 

Adakalanya seseorang mendukung mu lewat cara yang paling diam.Cara paling terbelakang yang bahkan anginpun tak dapat melihat. Tak dapat mendengar.  

Kamu mungkin tak merasa.  Tapi dia ada. Dalam doa. Dalam senyap. Seseorang tengah tergesa meminta. Memohon harap untuk segala kebaikanmu kepada sang empu-Nya rencana.

Agar segala mu di mudahkan...  Agar sibukmu menjadi berkah.  Agar doamu di ijabah. Agar segala lakumu selalu dalam perlindungannya. 

Dia ada.  Meski tak pernah menampakkan secara kasat mata.  Dia yang menjadikanmu bagian dari doa-doa khusyuknya.  Dia yang menjadikanmu rentetan dari harapan-harapannya.  Dia yang tak begitu perduli meski akhirnya kamu akan mengetahui atau tidak. Dia yang sekalipun tak pernah berfikir tentang ucapan terimakasih sebagai belas balas darimu.  

Dia tak perduli semua itu.  Baginya....  Cukup bahagiamu .
 Itu saja. 



_AidaFitri_
Kadang kita memang  perlu membiasakan diri dengan ketiadaan.

Kamis, 23 November 2017

Ada saat dimana ketika kamu ingin menuliskan banyak hal, tapi tintamu tetiba habis. 

Kamu terdiam,  lalu menemukan kapur. Kamu kembali menulis, tapi hujan tetiba menghapus tulisanmu.  

Begitu saja...  Kamu merasa letih. Terlebih ketika dunia terasa tak memihak kepadamu. Semua seakan menghimpit. Segala meminta penjelasan.  Kenapa ini harus begini dan kenapa itu harus begitu. 

Sementara lama kamu telah memutuskan untuk berhenti  mencari jawaban dari segala pertanyaan yang di ajukan oleh semesta.  

Kelopak matamu banyak membendung kemelut. Ada yang mendesak memaksa untuk di keluarkan.  Ada yang mengalir begitu saja setelah berhasil menjebol segala benteng pertahanan.  

Hatimu lelah.  Meminta untuk di rebahkan. Tapi kamu tak punya cukup ruang untuk sekedar bersinggah. Kakimu pun terasa nyeri. meminta bersandar. tapi kamu tak menemukan tembok yang mampu di jadikan pengganjal.  

Kamu hanya mampu untuk terus berjalan.  Dengan segala sisa kekuatan.  walau mesti sambil tertatih, walau mesti merangkak, walau mesti terjatuh berkali setelah mencoba untuk bangkit hingga kemudian terjatuh kembali.  

Kamu terus berjalan. Melawan badai, menembus angin, tak lagi hirau pada debu yang kerap membuatmu sesak.  Yang kamu tahu kamu hanya mesti melewati lorong panjang itu dan sampai di ujung untuk kembali menemukan cahaya. Tak perduli meski harus beribu tahun terlewati dengan segala peluh. Harapmu pada-Nya tak pernah memudar. Kamu tahu Dia punya yang terbaik di ujung perjalanan, di batas segala penantian. Jadi. Selamat berjuang



_AidaFitri_

Catatan Senja

Jika hanya mampu untuk merangkak...  Maka merangkak lah dengan gesit.  Terus saja bergerak.  Allah tidak menjajikan bahwa yang berlari akan jadi yang tercepat untuk sampai. Tidak. Allah lebih menyukai yang meski dengan perlahan...  Namun terus istiqomah di lakukan.  Merangkaklah semampumu. Atau berjalanlah sebisamu. Maka Allah akan berlari menujumu.



_AidaFitri_
Cinta itu saling.  Jika hanya salah satu yg berjuang itu bukan cinta.  Mempertahankan seseorang yang bahkan sudah tak ingin di pertahankan itu egois namanya. Seperti burung.  Biarkan saja ia mengepakkan sayapnya dgn indah.  Terbang sejauh-jauhnya.  Mengembara sebisa-bisanya. Yang mesti kamu ingat. Merpati tak pernah lupa jalan untuk pulang.  Jika kamu adalah rumahnya... Kemanapun pergi, Hanya menujumulah tempat untuk kembali ya​. 







_AidaFitri_

Rabu, 11 Oktober 2017

Seseorang mengharapkanmu. 
Sementara kamu sibuk mengharapkan seseorang yang entah sedang mengharapkan siapa. 





(Perasaan terkadang memang selucu itu)

Rabu, 27 September 2017

Sabtu, 23 September 2017

The Best Teacher is Experience

Mendapat kunjungan dari seorang sahabat,  hari ini saya merasa seperti kembali di tampar oleh kenyataan.

 Seperti biasa,  pertemuan dua orang sahabat lama selalu saja menguarkan cerita-cerita lama yang seolah belum sempat terselesaikan.

Sebut saja sahabat saya ini adalah seorang yang telah sukses melewati sebegitu sulitnya jembatan kehidupan yang sempat sebegitu kencangnya tergoyahkan oleh keadaan.

Singkat cerita saya bertanya, perihal apa yang menjadi motivasinya untuk terus melaju mesti tengah di terpa hujan badai yang sebegitu besarnya.

Lalu sahabat saya berkisah,  beberapa pengalaman pahit yang sempat di rasainya mulai dari jaman sekolah dasar hingga ia beranjak mendewasa di bangku  sekolah menengah atas.

Dan menurutnya, ada yang sebegitu membekas di hati kecilnya. Seperti sebuah luka. Tapi tak kasat mata. tentang seorang teman yang pernah melempar kata-kata kurang mengenakkan perihal keadaan keluarganya.

"Aku cuma mau buktiin, bahwa mesti keadaan aku begini... Keadaan aku Begitu,  aku bisa tetep sukses. Seperti orang-orang." 
  
well...  Lima tahun berlalu,  dan menurut saya sahabat saya telah meraih titik pencapainnya.

Dengan segala keterbatasan dia mampu mencapai anak tangga tertinggi, meski harus sembari merangkak.

Apa ini bisa di sebuat sebuah ajang balas dendam?

Menurut saya tidak. Seseorang berhak saja menjadikan sesuatu sebagai motivasi terbesarnya untuk mencapai sebuah titik balik . sekalipun itu adalah sebuah kesakitan.

Dan teruntuk teman dari sahabat saya yang sempat sebegitu melecehkan,  saya rasa itu  hanya cara Allah untuk memberikan stimulus terhadap sahabat saya agar mau berusaha lebih.

Iyah...  Segalanya memang mesti ada saja hikmah dan pelajaran yang dapat di petik.  Jika kita termasuk orang-orang yang berfikir.


Jumat, 22 September 2017

Doa itu... Milikku dan Semoga juga di miliki olehmu.

"Doa yang sama untukmu."

Seketika aku merasa bahwa atmosfer kamarku berubah menjadi sebegitu berwarnanya hanya karena membaca sebuah balasan pesan singkat darimu.

Tak begitu yakin,  tapi aku merasa ada selengkung senyum yang begitu saja terulas di bibirku.  Hatiku mencelos, seraya berucap amiin berkali,  menerjemahkan harap yang semoga juga jadi harapmu.

Seberapa lama ku diamkan getar?  Ku tutup rapat pintu rumahku tersebab tak ingin ada orang lain yang masuk.  Kecuali kamu. Saja.
 
Dan hari itu...  Setelah sekian lama menghilang bersama angin,  jejak kakimu seolah kembali tersampir di beranda lengkap dengan dedebuan yang sebenarnya tidak ku harapkan ada. 

Baru aku hendak bertanya tentang kabar.

Tapi seperti biasa.  Kita selalu saja menyukai topik lain, dan membahas persoalan yang entah temanya apa.

Sejujurnya aku selalu bingung dengan segala yang terjadi tentang kita.  Tapi aku terlalu menyukai keadaan ini. 

Aku menikmati setiap derap langkahmu yang seolah mendekat, namun kadang  sekaligus  menjauh sejauh-jauhnya.  Aku menyukai caramu memberi perhatian dengan tanpa memperhatikanku.  Iyah,  aku menyukai setiap getaran yang ku miliki yang entah kamupun memilikinya atau tidak.

Pernah aku sebegitu inginnya bertanya. Tentang kita.  Perihal rasa yang kian menjadi terka.  Tapi lagi.  Kembali ku bungkam segala kata....  Ku simpan segala hanya dalam tanya. 

Kamu yang tak pernah mau tahu.  Dan aku yang enggan untuk sekedar memberi tahu.

Sebegitu rumitnya kah kita?

Ahh tidak. Bukan kita. Mungkin  (hanya) aku.   Kenyataannya, mungkin kamu tak begitu perduli pada semua. Hanya membiarkan segalanya mengalir seadanya tanpa pernah ada pengusahaan.

Lalu aku harus apa?

Melepasmu pada sebuah kepasrahan?

Menunggu talinya mengikat pada yang sebenarnya sudah terikat?

Pada sebuah buku bernama takdir... Namaku dan namamu mungkin juga telah  terukir.Hanya saja kita tidak tahu.  Entah pada satu halaman yang sama.  Ataukah masing2 dari kita memiliki halaman yang berbeda dengan tokoh yang juga berbeda.

Tapi....

Bagaimanapun...  Aku akan tetap bersyukur sempat bertemu harap denganmu.  Aku bersyukur dengan segala kisah tak kasatmata yang sempat sedemikian jauh ku terka endingnya. Aku bersyukur karena Tuhan sebegitu baik-Nya memberi pelajaran. 


Lebih dari apapun,  aku teramat bersyukur dengan adanya dirimu sebagai pelengkap dalam cerita semuku. Lalu kamu? 

Minggu, 06 Agustus 2017

Kamu tahu?  Perhiasan apa yang paling ingin ku kenakan untuk melengkapi jemariku?  Bukan sebuah cincin dari perak pun emas yang bertabur permata.  Melainkan genggaman tangan dari jari jemari kokohmu,  yang di balut lembut dengan  keridhoan dari-Nya.



_AidaFitri_

Rabu, 02 Agustus 2017

Dia tak pernah berjanji untuk datang.
Hanya saja kamu yang membiarkan pintu rumahmu tetap terbuka.

Untuk apa?

Kamu berharap, semoga dia tahu bahwa kamu menunggunya di balik pintu?

Tanpa pernah berkata.

Kamu melakukannya.
Sementara dia tidak kamu biarkan tahu.

 Kamu membiarkan segala tetap dalam terka. Membiarkan segalanya berjalan begitu saja tanpa ada pengusahaan.  Kamu membiarkannya untuk tetap bebas berjalan-jalan di luar. Melihat sebegitu banyaknya bunga lain yang mungkin ia temukan.
Kamu membiarkannya tetap bebas dengan pilihan.

Sementara diam-diam kamu tetap menunggu.

Di balik pintu kamu berharap. Semoga suatu hari ia benar datang. Mengetuk pintu rumahmu.  Mengulurkan tangan. Menawarkan untuk kemudian berjalan, menapaki tangga keridhoan-Nya, bersama.

 Semoga.

Segala yang Berlebih itu Memang Tidak Baik Bukan?

Yah...  Memang seharusnya kita tidak mengharapkan apa-apa dari sesiapa bukan? Sekalipun mereka benar perduli...  Sekalipun kita memang benar ingin.  Tapi mesti pula kita sadari bahwa apa2 yang terlalu di sandarkan pada manusia mesti saja berujung dengan sebuah kecewa.  Jadi jangan berlebih yah.



_AidaFitri_

Selasa, 01 Agustus 2017

Coffe Morning without a cup of coffe. Soo...

Sepagi ini sudah bahas masalah jodoh dengan kaka senior di kantor... Yang katanya mengidamkan imam seorang banker.  Terus saya di tanya?  Apalah...  Jawaban paling sederhana dari seorang perempuan sederhana.  Yang termula dari yang paling saya inginkan sebenarnya hanyalah di miliki oleh laki2 yang menunaikan shalat shubuhnya di masjid.  Selebihnya?  Tentu masih banyak sebenarnya keinginan-keinginan dari segi manusia yang tak pernah ada cukupnya.  Tapi batasan itu selalu saja ada bukan?  Kita tak punya kekuatan untuk me'request terlalu banyak masalah jodoh.  Lebih dan kurang itu mesti saja selalu ada.  Toh kita sendiri bukan seseorang yang sempurna,  jadi teruntuk hal lainnya biarlah menjadi urusan-Nya.  Saya manut saja apa kata takdir.  Yang terpenting sudah mengusahakan yang terbaik..   Masalah hasil,  itu di luar kuasa manusia bukan?  Jadi serahkan saja pada sang pemilik skenario.  Biar Dia yang buatkan alur cerita-Nya,  kita hanya perlu menjalani juga menerima.  Iyah

Kamis, 08 Juni 2017

Berlama di jaga,  di simpan baik-baik,  di benahi setiap hari agar selalu nyaman untuk kemudian di tempati.  Tapi akhirnya lepas pula pada seseorang yang datang yang entah berniat untuk tinggal ataukah hanya sekedar ingin mampir.  Jangan yah...


_AidaFitri_
Yang aku takutkan adalah aku lengah, lalu tak sengaja meminjamkan hati pada seseorang yang ternyata tak berniat untuk menjaga'a dengan baik.



_AidaFitri_

Jumat, 26 Mei 2017

Menepilah...  Aku tahu kamu lelah.  Biar ku gelar sajadah untuk kita bisa bercengkrama, bersama doa...  Bukankah itu yang selama ini jadi petunjuk arah? Menepilah...  Akan ku aamiinkan setiap doa yang kamu rajut dengan hangat di penghujung malam.  Menepilah, karena aku yakin...  Kamu pasti akan datang
Agaknya sedikit lelah dengan jalan yang sedang di mainkan oleh takdir.  Mungkin perlu menepi sejenak,  menikmati hening sembari mengecup harumnya rerumputan yang di padukan dengan tajamnya aroma kopi pekat yang selalu mampu menyederhanakan keadaan. Ada mimpi yang masih perlu di usahakan, pun harapan2 yang butuh di perjuangkan. Dan nyatanya aku masih butuh penguatan-penguatan dari sesiapa yang terdekat.
Bukankah sekuat-kuatnya akar...  ia juga butuh tanah untuk terus menahan? Untuk dapat menopang. Begitulah...

Selasa, 23 Mei 2017

Mau sampai kapan kita hanya menjadi kepingan-kepingan?  Bukankah lebih indah jika di satukan? Seperti puzle yang menemukan pasangannya...  Pun seperti siput yang menemukan rumahnya. Saling menyempurnakan dengan kekurangan, saling mengisi dalam kekosongan.
Aku dan kamu,  mungkinkah kita?


_AidaFitri_

Minggu, 21 Mei 2017

Fenomena akhir jaman,munculnya kaum munafik

Saya sebenarnya bukan orang yang suka mengekspos benar masalah agama, pun saya juga sebenarnya tidak mengikuti benar secara mendetail menyoal apa yang sebenarnya sedang terjadi dengan Indonesia akhir-akhir ini.  Tapi belakangan...  Saya melihat semakin maraknya muslim/muslimah yang memposting atau menulis hal-hal buruk menyoal agama Islam juga para Ulama besarnya, jujur saja saya sedih sekali melihatnya .  Saya sama sekali tidak sedang membicarakan agama lain disini,  saya hanya sedang berusaha mengetuk pintu hati saudara2 saya sesama muslim agar apayah... ,  janganlah mengekspos keburukan yang cenderung di lebihkan menyoal agama kita.  Bukankah agama ini sebagai pakaian untuk kita?  Jika kita menjelekkan agama kita sendiri,  ulama kita sendiri itu sama saja seperti menorehkan kotoran pada pakaian kita sendiri yang semesti dan seharusnya justru kita jaga.  Mengenai kebebasan berpendapat,  saya sangat menghargai hal ini.  Setiap orang memang punya cara berfikir yang berbeda dari sudut pandang yang berbeda pula,  tapi tolonglah...  Mengenai agama kita,mengenai pembesar agama dan ulama kita.  Jika memang tidak suka,  cukup di simpan dalam hati.  Jangan sampai di utarakan di depan publik dan membuat seolah keadaannya memang seperti yang mereka pikirkan.  Kita tidak pernah tahu bukan perjuangan apa,  pengorbanan apa yang telah mereka lakukan untuk membela agama kita,  mempertahankan apa yang telah Rasulullah perjuangkan. Jika belum mampu melakukan apa2 untuk agama kita,  janganlah kita bicara terlalu banyak pula .  Cukup doakan saja,  semoga keadaannya membaik. Semoga masalah di negri ini dapat segera terselesaikan tanpa harus ada yang saling menyakiti.

Selasa, 09 Mei 2017


Ada saatnya dalam hidup kamu merasa begitu lelah untuk terus memperjuangkan   sesuatu.  Kemudian kamu berharap ada seseorang yang mau bergantian memperjuangkannya untukmu.  Atau setidaknya mau berjuang bersama-sama denganmu.
Jika harus berebut kasih sayangmu dengan-Nya rasanya aku tak sanggup.  Sebesar apa rasa cintaku,  tetap saja aku Ridho jika Dia yang jadi prioritas utamamu.  Tersebab atas rasa kasih sayang dan cinta dari-Nya lah bukan, kita dapat di persatukan.  Jika tidak di dunia semoga di jannah-Nya kelak.


Kamis, 27 April 2017

Percakapan ( Harapan Tentang Nanti)

Perempuan : Kamu tahu aku adalah wanita, dengan segudang cerita di             kepala. 

Laki-laki : Jadi? 

Perempuan : Jadi, suatu hari ku harap kamu mau menjadi seseorang               yang ikhlas merelakan   sisa2 di waktu senjamu untuk               sekedar mendengar celotehanku. Akan selalu ada banyak               hal yang ingin  ku bagi bersamamu. 


Laki-laki : Bagaimana jika di temani sepiring brownise coklat,                 secangkir cappucino untukku dan segelas coklat hangat               untukmu? 

(Perempuan tersenyum.  Dengan satu sentuhan di tutupnya layar percakapan pada ponsel.  Kemudian ia berbaring,  memejamkan mata,  lalu terlelap.Sudah pukul 11 malam ternyata) 
Semakin dia mendekatimu, semakin aku mendekati-Nya 
Semakin dia merayumu,  semakin aku merayu-Nya. 

Bagaimanalah...  Tapi setiap orang memang punya caranya sendiri dalam mengekspresikan cinta bukan?


_AidaFitri_

Rabu, 26 April 2017


Ahh iyah...  Perempuan itu kan makhluk kepastian.  Walau pada kenyataanya jauh lebih sering di beri harapan kemudian di lepaskan. 😌


_AidaFitri_

Selalu merasa cukup bukan berarti seseorang memiliki segalanya.  Hanya saja rasa syukur berlebih yang mampu membuat seseorang selalu Ridho dan menerima ketentuan-Nya dengan segenap kelapangan juga keikhlasan.



_AidaFitri_

Untuk setiap yang datang dan pernah menawarkan.  Agak nya sedikit tidak mungkin jika perempuan tak menyimpan harapan.



_AidaFitri_

Selasa, 25 April 2017

Pada akhirnya,  aku memutuskan untuk tidak lagi perduli pada hasil dari apapun yang sedang ku perjuangkan.  Hanya menjalani, mengikuti alur yang di tentukan oleh takdir-Nya,  dan mencintai proses. Karena aku percaya,  tak pernah ada perjuangan yang benar sia-sia.  Sekalipun itu adalah gagal,  tetap saja menyimpan pelajaran.


_AidaFitri_

A B S U R D

Paling tidak aku selalu berharap bahwa semuanya bisa menjadi gamblang di pikiranku.  Agar tak ada lagi terka yang membungkam membuat gelap menjelma menjadi gelisah yang membuat sesak makin berkecamuk.

Tapi apalah daya...  Kamu masih terlalu betah menjadi sosok tak terjamah yang membuatku enggan untuk sekedar beranjak menjemput harapan.
Harapan,  ahh nyatanya kata ini kini hanya menjadi bayang yang terlalu sulit untuk di definisikan.

Mereka bilang mencintaimu adalah sebuah ke absurdan yang akan terlalu percuma jika di pertahankan.

Tapi aku menyangkal.  Bahwa abstrak bukan berarti tak berupa. Mungkin hanya aku yang percaya,  bahwa kamu adalah nyata.  Kamu ada,  meski entah berada di sebrang mana. Kamu ada,  meski entah dengan rupa yang seperti apa.

Aku hanya ingin menunggu,  itu saja.  Masih bertahan dengan sebuah kepastian, yang telah Tuhan janjikan.  Apa itu salah?

Ahh biarkan saja mereka terus menilai,  kegilaan apalagi yang hendak di tunjukan oleh takdir.  Yang ingin pergi,  biar berlalu.  Dan aku biar saja tetap seperti ini.  Menunggumu tanpa pernah ada sedikitpun jemu.

Jumat, 21 April 2017

Perihal Hati

"Kamu terlalu menutup hati." 


"Bukan menutup tapi menjaga! "

" Tidak membiarkan sesiapa masuk, bukan berarti menutup,  mengunci rapat atau apalah.  Hanya saja beberapa memang sengaja menitipkan kunci hanya pada pemilik-Nya,  agar tak salah dalam menerima.  Maka jika ingin masuk,  ketuklah pintu dari Sang Punya.  Perihal bagaimana caranya, biar Dia yang tentukan jalan-Nya. "



_AidaFitri_

Selasa, 18 April 2017

Teruntuk Kamu

Aku terlalu lemah untuk mengendalikan diri, pun terlalu kelu untuk memulai percakapan denganmu.  Maka ijinkan aku untuk terus berbicara pada-Nya, mengadu,  mengeluh,  mengisahkan apapun itu tentang kamu.  Kamu tak perlu tahu.  Tersebab ada hati yang terlalu malu untuk sekedar mengaku.  Jika nanti saatnya tiba,  mungkin kamu akan tahu,  seberapa lama aku telah menunggu.


_AidaFitri_

Tentang Harapan

Suatu hari,  aku ingin jatuh cinta pada lantunan ayat yang ku dengar pada setiap pagi juga petangku. Dan semoga suara itu adalah milikmu mu.


_AidaFitri_

Senin, 17 April 2017

Kamu pernah merasakannya?  Hendak melangkah pergi,  tapi sesuatu seperti menarikmu, menahanmu. Seolah meminta untuk di tunggu.


_AidaFitri_

Minggu, 16 April 2017

Tentang Harapan & Doa


Selanjutnya kita sepakat untuk saling membaurkan harapan bersama doa-doa.

 Aku dengan harapanku untuk bisa di bersamakan dengan kamu,  dan kamu dengan harapanmu yang entah itu apa.

 Aku menyela setiap reka yang mereka terka,  lalu menghubungkan semua dengan logika.  Masih tak tertebak.  Hanya hatiku yang meminta untuk terus percaya,  bahwa  aku dan kamu adalah sepasang manusia yang di ikat oleh sebuah tali bernama takdir.  Aku yang selalu percaya bahwa kita memiliki radar yang entah sejauh apapun kita terpisah jarak,  maka akan selalu mampu untuk saling menemukan.

Tak pernah ada yang mudah memang,  hanya saja keyakinan selalu membawaku menapaki jalan yang ku rasa juga di tapaki olehmu,  kita saat ini hanya berada pada sudut yang berbeda.  Jika terus berjalan,  maka akan ada satu titik dimana ragamu di pertemukan dengan jiwaku,  lalu kita bersatu.  Di persatukan oleh takdir-Nya.

Selasa, 11 April 2017

Keyakinan Perempuan

Aku masih perempuan dengan segenap keyakinan,  bahwa usaha terbaik akan selalu menghasilkan yang terbaik pula.  Entah itu terbaik versi kita atau terbaik versi Tuhan.




_AidaFitri_

Selasa, 04 April 2017

LELAKI dan PEREMPUAN ( pergi)




"Maap..."  Laki-laki itu menunduk, perempuan mengerutkan keningnya.

"Untuk?? "

" Harapan yang terlanjur kamu rasa,  dan aku belum bisa memenuhinya. " Suara lelaki melemah,  merasa bersalah.  Perempuan tersenyum.

" Tidak perlu minta maap,  bukan salahmu.  Aku yang berharap,  itu artinya aku yang bertanggung jawab atas perasaan itu. Karena aku sendiri yang membiarkannya tumbuh kan?" Lelaki menatap nanar ke arah perempuan,  sementara perempuan di hadapannya masih terus saja tersenyum.  Pura-pura tegar.  Dia tahu perempuan tidak sekuat itu.  Dia hanya berusaha menyimpan dan menyembunyikan.  Bahkan sikapnya yang seperti ini justru membuat lelaki jadi semakin merasa bersalah.

"Kamu terlalu baik untuk di sakiti. "ucap lelaki

" Aku tidak pernah merasa tersakiti. Percayalah. "

" Aku tahu kamu tidak baik-baik saja seperti kelihatannya.  Kamu bahkan sempat menghilang beberapa waktu kemarin.  Itu artinya kamu terluka. "

"Aku hanya perlu sedikit waktu untuk memberi jeda pada hatiku untuk kembali bersih."

"Sekarang sudah bersih?"

"Aku berada disini,  itu artinya aku sudah melepaskan semuanya. Termasuk perasaanku. Yang kemarin kamu berikan itu bukan luka. Tapi pelajaran.  Memang tidak semestinya kan kita berharap pada manusia? " lelaki mengangguk.

" Jadi... yasudahlah,  yang perlu kita lakukan sekarang hanyalah menjalani hidup kita dengan lebih baik."

"Apa harus dengan cara pindah kota? " Perempuan tersedak,  cappucino yang baru saja di teguknya tetiba terasa tercekat di pangkal kerongkongan.

" Yayu memberitahuku. " Lanjut lelaki,  sembari meneguk kopi hitamnya hingga tandas.

"Ini hanya salah satu jalan untuk mewujudkan mimpiku,  sama sekali tidak ada kaitannya dengan kita."

"Ku pikir kita bisa memulai semua dari awal. "

Perempuan terdiam,  matanya menerawang ke luar jendela. Entah dengan pikirannya.

" Jika di beri kesempatan,  aku ingin bertanggung jawab membereskan hatimu yang sempat ku buat berantakan. "

"Tidak perlu repot-repot.  Kamu tahu aku bukan wanita sepert itu.  Aku bisa melakukannya sendiri."

"Tidak ada kesempatan yah?"

"Tidak akan ada yang tidak mungkin bagi-Nya,  hanya saja untuk saat ini Dia mungkin belum lagi membukakan kesempatan itu. Aku sudah kapok dengan segala pengharapan terhadap manusia.  Jadi jika kamu ingin lagi kesempatan,  cukup minta bukakan jalan pada-Nya.  Bukankah dia yang maha pembolak balik hati? " Laki-laki mengangguk seraya melirik jam di tangannya.

" Tiga puluh menit lagi keretanya tiba yah,  mau aku antar sampai di stasiun? "

" Terimakasih.  Sepertinya tidak perlu.  Aku sudah memesan taksi. "

" Terimakasih. "Ucap lelaki tulus

" Untuk? "

"  Waktu dan maap darimu. "Perempuan kembali tersenyum,  ahhh rasanya hari ini dia terlalu banyak tersenyum. Tapi begitulah,  terkadang tersenyum memang menjadi cara paling ampuh untuk menyembunyikan luka dan mengatakan pada dunia bahwa dia baik-baik saja.

" Aku Pamit. Asalamualaikum. "

Lelaki mengangguk seraya menjawab salam dengan lirih.  Ada butiran bening yang mengambang di pelupuk matanya.  Tapi berusaha ia tahan.  Ahh...bahkan dirinyalah yang telah menyebabkan perempuan baik itu pergi.  Kehilangan ternyata jauh lebih tegas dari penjelasan apapun mengenai perasaan.  Kenapa baru di sadarinya sekarang.  Setelah dia membuat perempuan itu patah, dan menjelma menjadi sosok yang begitu kuat dan sulit tertembus.

Sementara di dalam taksi,  perempuan tengah sibuk menyeka air matanya,  sambil terus berusaha tersenyum menahan sesak.  Seperti ada sembilu.  Kali ini bahkan terasa jauh lebih sesak dari ketika dia mengetahui bahwa lelaki yang pernah menjadi harapannya itu ternyata punya hobby menebar buih-buih harapan pada banyak perempuan. Mungkin dengan begini mereka bisa sama-sama untuk belajar. Saling melepaskan mungkin lebih baik daripada terus bersama untuk terus saling merasa tersakiti.  Ahh yah, bukankah janji-Nya adalah pasti.  Jika memang berjodoh,  pasti akan kembali di satukan. Bisiknya dalam hati.





_AidaFitri_

Jumat, 31 Maret 2017

Ini beneran curhat :D

Ahhh iyah , waktu nulis ini sebenernya saya masih harus nyelesain dua naskah cerpen yang mesti saya kirim buat di ikut sertakan dalam sayembara menulus dari @Wahyu.qolbu , Tapi apalah .... tetiba otak mentok , inspirasi blank .... dan laptop , back to error . Jadilah saya galau , meracau , nulis gak jelas .

Btw ini hari sabtu . Lah terus kenapa kalo hari sabtu ? Jomblo juga kan ?

Hihi .... Iyah , gak ada urusan sih sebenernya , saya juga gak ngaruh sama weekend . Toh Everydays is weekend for jobless . Itu kenyataan .

Lagi bosen beneran . Semacam apayah .... lagi pingin sendiri , menyendiri , atau apalah . Yang jelas lagi pingin ngobrol ajah sama diri sendiri . walau gak tau mau bahas tema apa kalo ngobrolnya sendirian . Hehe ok ngaco .
gapaplah sekali-sekali , toh gak banyak juga kan yang tahu kalo Aida Fitria itu sebenernya agak sedikit error kalau lagi kacau mode on. Begitulah , perempuan . Lah apa urusannya ?

Gak ada , ok Fix makin ngaco . udah deh udah ngaconya . saya akan mencoba cari kegiatan lain . bye


Salam manis dari orang manis (yeks)

_AidaFitri_

AKU ,KAMU (mungkin kita) #halalversion 1



“Kalau aku kangen kamu , aku berdoa . Trus aku nulis .  Berharap rindu itu menguap ke udara lalu di bawa terbang oleh angin . Kedengerannya lebay yah ? hehe.” Aku menggaruk kepalaku  yang tidak gatal , sementara kamu sudah senyum-senyum tidak jelas sedari tadi . Kegeeran . 

Sebenarnya aku tidak suka menceritakan apapun tentang perasaanku terhadapmu , bukan apa . Mesti saja seperti ini , berujung dengan kamu yang terpingkal menertawaiku , lantaran aku yang selalu berlebihan . Katamu .

“Aku sebel , kalau aku cerita . Kamu malah tertawa . “

“Hehe ok ok …. Aku minta maap . Setidaknya aku menghargai usaha kamu untuk selalu jujur terhadap perasaan . Tapi beneran , kamu itu lucu banged deh sayang , semacam polos …. Atau alay yah ?haha.” Lagi-lagi kamu tertawa , kali ini bahkan sampai memegangi perut . Sebegitu menggelikannya kah aku ? Memangnya aku badut . Aku mendengus kesal . Sementara kamu masih saja terus tertawa .

“Harusnya dulu aku gak mesti jatuh cinta sama laki-laki nyebelin kayak kamu mas .” Aku pura-pura kesal . Eh tapi serius ding , aku kesal sungguhan kali ini . Kamupun mulai menggeser tubuhmu , lebih merapatkan diri ke arahku . Aku memalingkan wajahku , biar saja . Sesekali  rasanya aku memang perlu untuk merajuk . 

“Eh , kamu koq marah sayang . Aku Cuma bercanda lho .Minta maap deh . Baikan yah ….” Kamu mulai mengeluarkan jurus andalanmu . Pasang wajah sok manis , ahh maap mas kali ini istrimu tidak akan terkecoh . Meski harus ku akui , kamu itu memang ….yah , beneran manis .hehe

Kamu masih terus berusaha merayuku . Biar saja . Aku memang senang menggodamu . Aku suka melihat wajah tulusmu saat meminta maap , aku suka tatap matamu yang selalu saja menyejukkan setiap kali memberi pengertian terhadapku , aku bahkan suka dan ketagihan mendengar gombalan recehmu . Entahlah ….. hal-hal yang bahkan belum pernah terpikirkan sebelum kita menikah , hal-hal kecil yang nampak sangatlah remeh temeh ternyata justru jadi pemanis alami untuk kehidupan rumah tangga kita ,yang memang barulah seumur jagung dan semoga juga untuk selamanya .

Kita saat ini adalah dua orang manusia yang sedang berusaha untuk saling mengenal lebih jauh . Saling menjajaki diri dari keperibadian masing-masing . Kita sama-sama belajar untuk dapat saling mengerti , saling memahami , dan yang terpenting kita selalu belajar untuk saling menerima . Entah apapun itu  . Aku menerima kamu sebagai pasanganku , dan kamu menerima aku sebagai pasanganmu . Maka jadilah kita dua orang manusia yang di bersamakan oleh takdir untuk saling bersama . 

Tetiba saja kamu bangkit , entah kemana . Beberapa menit kemudian kamupun kembali dengan membawa satu rantang besar es cream coklat kesukaanku . Ahh tidak , kesukaan kita lebih tepatnya . Aku jadi ingat pertama kali aku mengetahui fakta bahwa suamiku juga ternyata adalah seorang penggila es cream . Sama sepertiku . 

Waktu itu usia pernikahan kita menginjak hari ke tiga , malam hari tidak seperti biasanya terasa lebih lebih panas dan yah bisa di katakan gersang . Aku melihatmu mengibas-ngibaskan tangan ke wajah , beberapa butir keringat bahkan sudah meluncur dari pelipismu .

"Mas , kepanasan ?" Kataku gugup , lalu memberanikan diri duduk di sampingmu . Ahhh saat itu bahkan aku masih bersikap malu-malu kucing di hadapanmu .

"Iyah nih ."

"Mau aku buatin minuman dingin ?" Kamu sempat menatapku lekat , sebelum akhirnya mencetuskan sebuah ide , yang menurutku cukup .... ahh , sudahlah .

"Ehh gak usah , gimana kalo kita keluar ajah . Cari es cream ." Katamu kemudian , aku mengerutkan keningku . Mengerling ,sembari melirik jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul sepuluh malam lebih lima menit .

"Mas yakin ? Sudah pukul sepuluh lho . " Kataku , tak yakin dengan ide konyolmu .

"Yakin lah , yakin bangetsss malah ." Jawabmu cepat , dengan gaya yang ... ish dasar alay , ocehku dalam hati .

"Gapapalah sayang , sekali-sekali keluar malem . Itung-itung untuk mengganti kencan yang tertunda. hehe , udah halal juga kan . jadi gak akan menimbulkan fitnah ." Aku diam sejenak . Pura-pura berfikir , padahal sesungguhnya aku setuju dengan ucapanmu barusan . Itung-itung mengganti kencan yang tertunda , hehe pacaran yah kita sekarang . eitss kan udah halal . Aku tertawa dalam hati . Senang , girang , bahagia , entahlah apalagi . Rasanya seperti anak ABG yang baru pertama kali di ajak kencan pe-de-ka-te-an . Ok aku berlebihan . Kembali ke topik . Akhirnya malam itu kitapun keluar dengan menunggangi si MIOU kesayanganmu . Menembus jalanan kota yang ternyata masih begitu ramai , walau malam sudah cukup larut ( jika menurut anak rumahan sepertiku ).

Setelah berputar-putar hampir setengah jam , akhirnya kita memutuskan untuk berhenti pada sebuah cafe sederhana yang bernuansa kedesaan . Nyaman . Itu lah kesan pertama saat kita menginjakkan kaki di lantainya yang berbahan marmer . Selanjutnya kita pun memilih tempat duduk pada halaman belakang yang sengaja di desain mirif dengan gazebo milik pribadi . Beratapkan langit,biar romantis katamu hahah . Entah bagaimana , saat itu kita sama-sama menunjuk menu es cream yang sama saat pelayan menanyai soal pesanan , padahal kita tidak janjian sebelumnya . Ahhh mungkin itu yang orang-orang sebut sebagai kontak batin . Namanya juga jodoh , batinku teratawa.

 Dua mangkuk besar es cream coklat bertabur alpukatpun berhasil kita habiskan hingga tandas malam itu .

"Jadi dulu kamu diam-diam suka ngangeni aku yah ?" Suara itu , ahhh ... aku kembali ke alam sadarku , dan mendapati kamu yang sedang cengengesan di sampingku sembari memegangi sesendok es cream yang siap di masukkan ke dalam mulutku .

"Malu-malu , eh ternyata naksir juga tho ." Ocehmu  lagi , aku mengerling .

"Massss....." Sebuah cubitan berhasil mendarat tepat di perutmu , kamu terpingkal kemudian mengaduh manja ,aku abaikan saja . Sedetik kemudian kita sama-sama tertawa . Ah entah kenapa ruang tamu sederhana ini tetiba saja terasa jadi lebih hangat dan di istimewa bagiku . Mungkin benar kata orang , Cinta yang berbalut keridhoan dari-Nya akan menjadikan hal sesederhana apapun terasa jadi lebih istimewa . And to be honest , aku bahagia memilikimu mas . Terima kasih karena telah memilihku .



_AidaFitri_


Akunya koq Baper sendiri yah nulis cerita ini . hiks nasib mblooo :,(

Rabu, 29 Maret 2017

M A T E M A T I K A


 Aida kenapa suka MATEMATIKA ??


Karena MATEMATIKA itu ilmu pasti . Selama kita paham rumusnya , kita pasti akan nemuin jawabannya. Sama kayak HIDUP.


Minggu, 26 Maret 2017

Ada banyak orang yang perduli,  yang mencintai.  Lalu kenapa yang menjadi fokus hanya orang yang menyakiti.

Sabtu, 25 Maret 2017

Tentang Kupu-Kupu

Ada kupu-kupu. Katanya ada tamu yang mau datang. Iyah, datang tak di undang pulang tak di antar. Terus ninggalin luka. Udah gitu ajah. Eh



Entah kenapa di saat seperti ini rasanya aku ingin sekali ada seseorang yang memayungiku. Lelah sekali rasanya berjalan sendirian di tengah hujan deras. Menembus badai sambil membawa payung itu memang bukan hal yang mudah ternyata,  berkali-kali aku harus menguatkan jari jemari tanganku,  menggenggamnya lebih keras demi mempertahankan payungku agar tidak terbawa angin.

Yah...  Aku percaya, bahwa dalam setiap langkahku aku tak pernah benar2 sendiri,  memang.  Bukankah ada Dia yang selalu menemani,  menggenggam serta memberi kekuatan.  Tapi apalah daya,  setiap perempuan tentu punya definisi lain tentang menemani.  Selayaknya pepatah lama, bukankah berdua jauh lebih baik daripada sendiri?  Akupun inginnya begitu,  berjalan berdua dengan seseorang yang entah siapa itu,  menembus hujan melewati badai lalu kemudian menari bersama.

Sepertinya menyenangkan.  Ketika ada seseorang yang benar2 menggenggam kedua tangan kita ketika letih mulai melanda,  ada seseorang yang siap mendekap ketika resah mulai menjelma.  Impian klasik Setiap perempuan yang sedang lelah dengan kesendirian mesti saja seperti itu.

Jumat, 24 Maret 2017

Aku, Kamu, Munkinkah Kita?



Suatu hari,  aku tetiba ingin sekali menjadi kamu.  Datang.  Memberi harapan. Lalu kemudian menanggalkan.  Ahh terlihat mudah memang,  tapi ternyata butuh energi dan keberanian sangat besar untuk menyakiti hati seseorang,  dan beruntungnya aku tak punya keberanian sebesar kamu.  Mungkin pernah,  sesekali,  tanpa di sadari,  tanpa di ketahui ku gores luka pada tepian hati(Seseorang).  Tapi aku tak beralasan,  semua tanpa kesengajaan.

Mungkin serupa,  kamupun begitu.  Hanya tak sengaja datang,  hanya tak sengaja memberi harapan. Pun hanya tak sengaja menanggalkan. Atau mungkin semua keterpaksaan. Entahlah,  bagaimanapun aku hanya tahu ini takdir-Nya.

Memang terkadang jalan untuk menjadikan kita kuat adalah melalui sebuah luka.  Menyadari tentang bagaimana rasanya menjadi perih,  hingga kita lupa bagaimana caranya menyakiti. Aku dan kamu.  Ahh...  Mungkin kita hanya perlu sama-sama untuk belajar memahami.  Mungkin memang begini cara-Nya menjadikan kita paham,  aku mengerti kamu melalui sebuah luka yang kamu goreskan secara tak sengaja. Pun kamu...  Mungkin kamu akan mengerti tentang kuatnya aku bertahan dalam menghadapimu(suatu hari nanti) .

Bagaimanapun...  Aku tetap tak bisa menjadi kamu,  dan kamu tetap bukanlah aku.  Kita adalah masing-masing dari diri kita, yang saling belajar dari keterasingan.  Yang saling mengerti melalui sebuah pemahaman.  Setidaknya melalui ini kita mampu saling belajar.

I L U S I

Ada yang benar2 ingin ku berhentikan saat ini.  Yaitu pikiran2 yang terus memutar setiap reka dari huruf-hurufmu. Menyuguhkan sebongkah senyum yang hampir tak pernah luput dari benakku.  Kamu...  Masihkah begitu betah hinggap di permukaan hati? Atau justru sudah masuk terlalu dalam hingga aku kehilangan cara utk mengeluarkannya.



_AidaFitri_

Senin, 20 Maret 2017

KEPADA BULAN



Aku mau kamu tahu aku bahagia, dan aku mau kamu tahu  aku baik2 saja.

Begitulah kiranya. Terus saja larut dalam kepura-puraan,  mau sampai kapan?  Ahh lagi2 hati kecilku bertanya.  Seolah mengingatkan pada diri sendiri bahwa ada luka2 kecil yang jika di biarkan akan semakin tumbuh menjadi besar.  Dan itu disebabkan oleh...maap,  tapi bukankah aku sudah berjanji pada langit,  pada-Nya juga pada diri sendiri untuk tidak menyalahkan siapapun lagi.  Ini  hatiku,  sudah semestinya aku yang menjaganya sendiri,  bukan berharap orang lain untuk tidak membuatnya terluka, atau setidaknya kecewa.

Ini...  Lagi2 sebentuk senyum ku persembahkan kepada  bulan yang malam ini menggelantung sempurna di angkasa,  semoga dengan cahayanya kamu tak akan lagi merasa gelap di perjalanan,  semoga dengan cahayanya kamu bisa cepat sampai di tempat tujuan,tanpa tersesat.

Maka demi bulan yang punya begitu banyak phase dlm kehidupan, aku berjanji untuk terus menjadi terang. Aku berjanji untuk tidak lagi menjadi terpuruk atas apapun,  aku mau jadi lebih kuat.  Aku mau seperti bulan, yang tak pernah mengelak kepada takdir. Mengikuti alur-Nya,  menikmati saja setiap phase yang ada dalam kepasrahan. Toh jika memang waktunya,Purnama sempurna yakin pasti akan datang.

Minggu, 19 Maret 2017

Gadis dan Harapan

Sepeninggal pagi,  langit masih menggelap...  Kabut masih menyelimuti kota Bandung,  hawa dingin menembus basah kesetiap sanubari yang melanglangbuana di antara reriuhan taman kota.

Seorang gadis berdiri sendiri  pada sebuah halte,  di temani sepi juga angin semilir yang menggoyangkan jilbab ungunya yang terulur anggun ke seluruh tubuh. Gadis sedang menunggu, tapi hatinya limpung,  tak tahu apa dan siapa yang sedang di tunggu.  Yang dia tahu,  dia hanya mesti menunggu.

Seseorang yang katanya akan datang, untuk membawanya berlari dari sepi,  mengajaknya menjemput mimpi,  bersama.  Tapi nyatanya hingga hari ke seratus delapan puluh dua ini seseorang itu belum juga datang.  Gadis mulai kelelahan,  matanya nya ingin mengeluarkan sesuatu, tapi di tahannya.  Ia hanya tak ingin seseorang itu melihatnya dalam keadaan rapuh ketika nanti datang.

Gadis tetap tersenyum,  meski harus sedikit di paksakan.  Luka-luka mulai bertumbuhan di sekitar hatinya,  untuk setiap hari yang di temuinya bersama kecewa,  luka itu tumbuh semakin subur bak di siram dan di pupuk dengan segala rasa sakit juga sesak yang lama di simpannya.  Gadis bertanya,  kenapa tak jua datang?  Tapi seseorang itu seolah bungkam.
Tanpa mau melepaskan, seseorang membiarkan gadis hidup bersama harapan-harapan.

#Perasaan

Di larikan atau di diamkan,  perasaan akan tetap tinggal selagi yang punya kuasa masih menginginkan.



_AidaFitri_

Kamis, 16 Maret 2017

Perempuan dan Perasaan

Masalah hati.  Ahh tolong jangan meminta perempuan untuk terus-terusan memberi kode.  Kami buta masalah ini.


_AidaFitri_

Selasa, 14 Maret 2017

Lari atau Melarikan Diri?

Ini bukan prihal lari dari kenyataan. Tapi terkadang kita memang butuh pergi sejenak untuk sekedar melepaskan.



_AidaFitri_

Senin, 13 Maret 2017

:D

Awalnya membaca, tahu-tahu menjadi kenal , tahu-tahu menjadi dekat , tahu-tahu menjadi suka . Aku tak tanggung jika kamu sampai jatuh cinta . :D







Pada Rindu yang di Bukukan

Jika ingin mendengar rinduku , kamu harus membaca bukuku.




_AidaFitri-

#Aksaramu

Aksaramu . Aku merasa beberapa seperti tentangku ....
Tapi beberapa seperti bukan untukku #gamang



_AidaFitri_
Tidak muncul ke permukaan bukan berarti tak pernah mendoakan .

TEPAT #versiTuhan

Tidak akan ada yang patah , jika semua jatuh pada waktu dan orang yang tepat (versi Tuhan) .

Sayangnya aku bahkan belum yakin , apakah ini waktunya , dan benarkah kamu orangnya .




_AidaFitri_

M.E.R.P.A.T.I

Jangan meyakinkan diri bahwa merpati yang kamu lepas hari ini ,esok lusa pasti akan kembali .#Belumtentu...
Bagaimana jika di jalan ia kemudian di temukan oleh seseorang yang baru , yang tak pernah lagi membiarkannya  lepas , yang menggenggamnya lebih erat , dan yang dapat memperlakukannya jauh lebih istimewa . Kamu mau apa ?






_AidaFitri_

Minggu, 12 Maret 2017

#harapanbaru

Harpan-harapan itu ada karena kita sendiri yang membiarkannya tumbuh .
Maka tak apa jika sesekali menoleh ke belakang , bukan untuk melihat rasa sakitnya . Tapi untuk mengambil pelajaranya ,bahwa dulu pernah ada harapan yang tumbuh tanpa di landaskan kepasrahan hanya pada-Nya ,yang kemudian hanya menciptakan luka.
Semoga setelah ini kita dapat tumbuh menjadi wanita yang lebih tegas dalam berperasaan , yang tidak mudah limpung oleh harapan-harapan. Yang selalu percaya bahwa takdir akan selalu menunjukkan jalan menuju cinta  yang lebih di Ridhoi oleh-Nya .



_AidaFitri_

Saat ini aku sedang sibuk memunguti puing-puing mimpi yang pernah jatuh ke lantai ,yang sempat begitu berantakan . Menyatukannya seperti potongan-potongan puzzle . Meski tak akan lagi menjadi utuh , paling tidak semua bisa kembali terbentuk .#Harapku






_AidaFitri_
Jikapun kamu adalah sebatang pohon. Ku peringatkan kepadamu agar jangan menjuntai terlalu dekat pada siapapun. Sebab jika ada tangan jahil,dia akan mematahkanmu tanpa belas kasih .







_AidaFitri_

Membacanya kamu akan menemukan banyak kamu .

Untuk beberapa kenangan berupa perasaan , yang tak cukup di abadikan hanya dengan sebuah potret . Maka aku menulis.





_AidaFitri_

Kamis, 02 Maret 2017

#dariseseorang



“Biarkan sesuatu itu mengalir dan berbaur serta menyesuaikan ,jika memang pada tempat yang benar ,maka itu akan berakar tumbuh dengan baik .”



(Haii kamu .... semoga kamu tak tahu , jika aku pernah menculik kata-katamu ) :D


TENTANG KITA

Kita tidak perlu menjelaskan kepada dunia bahwa kita dekat. Lebih dari satu dekade. Bukan waktu yang singkat untuk sebuah persahabatan. Mesk...